Denpasar (ANTARA) - Produsen peralatan elektronik Midea menggenjot 40 persen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam memproduksi target satu juta unit pendingin ruangan (air conditioner/AC) per tahun memenuhi kebutuhan rumah tangga di Indonesia.

“Agustus tahun ini kami sudah mulai produksi,” kata Kepala Penjualan AC Residensial Midea Electronics Indonesia Agusdin Lung di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, pemenuhan 40 persen minimal TKDN ini untuk mendukung program pemerintah yakni Bangga Buatan Indonesia sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022.

Ia memaparkan perusahaannya memiliki 36 pusat produksi di seluruh dunia termasuk salah satunya yang baru dibuka di Indonesia yakni pabrik di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Dia menjelaskan target satu juta produksi itu termasuk AC inverter hemat energi bertenaga 1/2 PK untuk memenuhi pasar rumah tangga (residensial) dalam negeri.

Baca juga: Midea hadir di PRJ 2024, tawarkan hadiah liburan ke Inggris

Baca juga: Perusahaan Midea catat kenaikan pendapatan 10 persen pada Q1 2024


Senada dengan Agusdin, Manajer Produk AC rumah tangga Ighvar Rabbighfirly menjelaskan kandungan dalam negeri untuk memproduksi barang elektronik itu di antaranya berasal dari bahan baja dan tembaga.

Namun, khusus untuk tembaga, pihaknya masih memerlukan lebih banyak produsen dalam negeri untuk mengolah tembaga sebagai salah satu komponen pendingin ruangan di antaranya untuk pipa.

“Tembaga masih belum maksimal. Di Indonesia banyak bahan mentah tembaga tapi itu banyak diekspor dan impor kembali dalam bentuk barang setengah jadi. Kami berupaya mencari produsen yang di dalam negeri untuk memenuhi TKDN,” katanya.

Ia memproyeksi pasar pendingin ruangan di tanah air tumbuh positif 7-8 persen per tahun mengingat penetrasi pasar AC di Indonesia masih rendah berkisar 13-15 persen dengan perkiraan kebutuhan AC di dalam negeri mencapai kisaran 3,7 juta hingga empat juta unit per tahun.

Sedangkan data penjualan dari sektor industri, lanjut dia, penjualan AC standar yang mendominasi yakni 80 persen, sedangkan AC hemat energi dan ramah lingkungan (inverter) baru mencapai 15-20 persen.

Untuk itu pihaknya memproduksi pendingin ruangan 1/2 PK yang tahan terhadap korosi, hemat energi hingga 68 persen dan mampu mengendalikan penggunaan daya.

“Tugas kami mendukung pemerintah untuk mengembangkan AC hemat energi, hemat listrik dan tahan lama,” ucapnya.

Baca juga: Midea Indonesia hadirkan "showroom" terbaru di kawasan PIK