Magelang (ANTARA News) - Sejumlah biksu mancanegara, antara lain dari India, Tiongkok, Jepang, Korea, Malaysia, Nepal, Singapura, Vietnam, dan Thailand mengikuti "pindapata" di Kota Magelang, Jawa Tengah, menjelang perayaan Waisak 2558 BE/2014 di Candi Borobudur, Rabu.

Sebanyak 120 biksu mengawali "pindapata" mereka dari tempat peribadatan Tri Dharma Kelenteng Liong Hok Bio di sebelah selatan Alun-Alun Kota Magelang.

Mereka berjalan menyusuri Jalan Pemuda di kawasan Pecinan Kota Magelang dengan membawa mangkok besar berwarna perak dan umat memasukkan sedekah berupa makanan maupun uang ke dalam mangkok.

Bante Wong Shin Labiko Mahatera, dari Vihara Lembang Bandung, mengatakan, makna pindapata adalah para biksu yang hidup tergantung dengan umat, menerima persembahan berbentuk makanan, buah-buahan dan sebagainya dari umat.

Ia mengatakan, hidup para biksu tidak ada kegiatan perdagangan maupun pertanian, maka setiap hari mereka hidup dengan menerima makanan dari rumah ke rumah dan terus sampai pulang ke vihara.

"Itulah menjadi kehidupan sehari-hari untuk para rohaniawan. Setelah mendapat makanan dari umat, mereka akan mengembangkan pikiran dengan bersemedi, membersihkan kotoran batin yakni keserakahan, dosa kemarahan, " katanya.

Ia menuturkan, dalam pindapata, para biksu menerima dana makanan, buah-buahan dari umat untuk menyambung hidup sehari-hari.

Setelah makan mereka bersemedi untuk berbuat baik dan melimpahkan jasa kepada umat yang mendukungnya agar hidup bahagia dan mendapatkan kesempatan untuk berbuat kebajikan lebih banyak lagi.

"Setiap hari harus pindapata kecuali tidak makan. Tradisi ini yang dilakukan Sang Buddha. Melalui pindapata ada pendekatan antara guru dengan umat," katanya.