Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa Konferensi Tata Lingkungan Indonesia 2024, menjadi ajang penting untuk merumuskan berbagai hal.

"Konferensi ini menjadi ajang penting untuk dirumuskan karena terkait dengan tantangan keberlanjutan di masa mendatang guna menciptakan investasi hijau", kata Hanif Faisol Nurofiq pada saat sambutan dalam kegiatan "Tata Lingkungan Indonesia Tahun 2024" di Jakarta, Rabu.

Dalam konferensi ini, katanya, sinergi antara sektor publik dan swasta akan didorong untuk mengembangkan dan memperluas investasi hijau yang berdampak positif bagi lingkungan dan ekonomi nasional.

Indonesia yang saat ini berada dalam fase transformasi besar perjalanan menuju visi Indonesia Emas 2045, penting untuk menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Sehingga, upaya pendekatan holistik yang mengintegrasikan berbagai aspek keberlanjutan dalam setiap langkah pembangunan harus dihadirkan di berbagai sektor untuk mencapai hal tersebut.

“Dengan mengutamakan investasi pada proyek-proyek yang ramah lingkungan, Indonesia dapat memperkuat daya saing ekonomi sekaligus menjaga ekosistem alamnya. Untuk mewujudkan investasi hijau, diperlukan dukungan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan serta pemulihan lingkungan hidup,” jelas dia.

Menurut dia, kebijakan lingkungan merupakan fondasi pertama yang harus diperkuat. Tanpa kebijakan yang efektif dan berkelanjutan, segala upaya dalam pengelolaan lingkungan dan investasi hijau tidak akan optimal.

Kebijakan ini juga akan menjadi panduan bagi setiap langkah pembangunan agar mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.

Baca juga: Menteri LHK imbau kepala daerah perkuat pemahaman tata kelola karbon
Baca juga: Menteri LHK soroti perlunya kepemimpinan hijau demi lingkungan sehat


Dalam konteks inilah, Konferensi Tata Lingkungan Indonesia 2024 hadir untuk memastikan bahwa kebijakan lingkungan dapat menjadi titik awal yang krusial dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.

“Forum ini bertujuan untuk menjalin kolaborasi antarberbagai sektor, membentuk kebijakan yang inklusif dan komprehensif, serta menciptakan sinergi dalam pelaksanaan kebijakan lingkungan. Konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang mendorong praktik pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.” ujar Faisol.

Pemanfaatan teknologi yang marak dilakukan diberbagai sektor juga harus dipertimbangkan dengan matang. Menurut dia, teknologi dan inovasi menjadi katalis yang mampu mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang pembangunan.

Melalui pemanfaatan teknologi terbaru, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam, mempercepat pemulihan ekosistem yang rusak, serta mengurangi emisi karbon.

“Konferensi ini juga akan mengeksplorasi dan mengoptimalkan peran teknologi hijau dalam memberikan solusi praktis untuk mempercepat pemulihan ekosistem dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Teknologi menjadi salah satu elemen penting dalam memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat terwujud secara efektif dan efisien,” tegas dia.

Dalam catatan yang dibagikan, kegiatan ini juga banyak membahas bagaimana kebijakan dapat mengintegrasikan berbagai kepentingan, baik ekonomi, sosial, maupun lingkungan, sehingga tercipta keseimbangan yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Dengan pendekatan ini, diharapkan pemulihan ekosistem yang terdegradasi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan peningkatan kesejahteraan sosial dapat tercapai, membuka jalan bagi masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, konferensi ini mengadopsi pendekatan pentahelix, yang melibatkan lima unsur utama yaitu pemerintah, sektor bisnis, akademisi, masyarakat sipil, dan media.

Dengan sinergi antara kebijakan, investasi, teknologi, SDM, keberlanjutan finansial, serta kolaborasi pentahelix, konferensi ini berupaya menjawab tantangan dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Diharapkan, melalui forum ini, akan tercipta roadmap atau peta jalan yang jelas dan terukur untuk memajukan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan demi generasi mendatang,” tutup dia.

Baca juga: KLHK: UU KSDAHE tekankan upaya konservasi jadi tanggung jawab bersama
Baca juga: KLHK: Aturan Anti-SLAPP lindungi masyarakat pejuangkan lingkungan