PON Aceh Sumut 2024
Estetika tarian Bianca dengan sepatu roda
Oleh Fajar Satriyo
18 September 2024 11:59 WIB
Atlet sepatu roda Jakarta, Bianca Adelyn Salim saat menerima pengalungan medali sepatu roda nomor freestyle putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di lapangan sepatu roda Pantai Pelangi, Pidie, Aceh, Selasa (17/09/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Pidie (ANTARA) - Diantara kontingen sepatu roda nomor frestyle Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 yang hadir di Pidie Convention Hall, Pidie, atlet sepatu roda Jakarta, Bianca Adelyn Salim menjadi yang paling kecil tapi hal tersebut tak membuatnya kerdil menghadapi lawan-lawannya yang terpaut usia cukup jauh.
Bianca Adelyn Salim dengan tenang menyusur ke tengah lapangan. Ketika musik diputar grup instrumen, La Serenissima mengalunkan "Vivaldi's The Four Seasons: Concerto L'Inverno in F minor" langkah Bianca dengan kostum balerinanya memainkan peran di panggung utama dengan meliak-liuk ala belerina di atas sepatu roda.
Atlet berusia sepuluh tahun tersebut seperti menjelma masuk dalam pertunjukan dari Antonio Vivaldi yang memainkan konser akbar. Pertunjukan dari Bianca berlangsung selama empat menit langsung disambut dengan gemuruh tepukan dari penonton.
Bianca juga sadar bahwa dirinya kini telah mencuri perhatian dari ratusan pasang mata yang ada di Pidie Convention Hall, terutama juga perhatian dari dewan juri. "Senang sekali, karena trik-trik aku berhasil semua," ujar Bianca seusai tampil dalam nomor freestyle putri, yang merupakan nomor baru di pertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional.
Bianca dan sepatu roda
Bianca sama sekali tak punya sanak-saudara yang fokus dan meniti karir sebagai atlet sepatu roda. Perkenalannya dengan sepatu roda juga berawal dari keisengan ketika melihat saudaranya bermain sepatu roda seperti anak-anak pada umumnya.
"Jadi memang saudaranya itu juga sebenarnya cuma main-main sepatu roda dan biasa banget seperti anak-anak lainnya. Tapi saat itu Bianca memang belum pernah sama sekali melihat orang main sepatu roda jadi dia langsung melihat 'kok bagus ya main sepatu roda'. Tidak ada keluarga yang menjadi atlet sih sebenarnya," kata ibu Bianca, Yenny Fransiska.
Baca juga: Ketum PB Porserosi sebut nomor freestyle persaingannya merata
Yenny Fransiska mengatakan bahwa Bianca, yang saat itu berusia enam tahun, semula menjalani latihan sendiri di rumah hanya untuk bersenang-senang seperti saudaranya. Namun saat tak sengaja berjalan di area SCBD, Bianca melihat banyak sekali anak sebayanya bermain sepatu roda dalam pengawasan klub, Cross Roller.
Tak lama setelah itu, Yenny mendukung langkah Bianca yang ingin bergabung dengan klub untuk terus mengembangkan potensinya.
"Kurang lebih dua minggu setelah beli sepatu roda, kami lagi jalan-jalan di SCBD Jakarta. Lihat ada satu klub sepatu roda namanya Cross Roller Club. Saya juga waktu itu bingung ternyata ada klub sepatu roda. Saya baru tahu, ya sudah lalu didaftarkan, sampai saat ini dia di Cross Roller Club itu," ujar Yenny.
Perjalanan Bianca dan sepatu roda juga tak serta merta langsung bermain di nomor freestyle. Bianca memulai perlombaan di nomor sprint dan sempat menggondol sejumlah hasil yang cukup memuaskan dengan menjadi runner-up sprint nomor 100 m dan 200 m turnamen Pemula k1 Puteri Jakarta Open 2021.
Kemudian Bianca yang mengungkapkan juga hobi menari tersebut menekuni nomor freestyle karena suka dengan koreografi. Puncaknya pada tahun lalu, Bianca menyabet gelar juara Indonesian National Ranking Freestyle Classic Slalom Junior Women 2023.
Baca juga: Sepatu roda - Jakarta kembali kunci dua emas time trial 10.000 meter
Selanjutnya: Kontingen termuda Jakarta
Kontingen termuda Jakarta
Yenny mengungkapkan Bianca menjalani latihan sepatu roda memang tanpa ada tujuan untuk menjadi atlet profesional. Hal tersebut memang semata-mata dilakukan untuk hobi saja.
Pelatih Bianca di Cross Roller Club memang kerap menyertakannya untuk bertanding di sejumlah turnamen, hingga Bianca masuk dalam daftar peserta Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Sekitar dua tahun mulai ada seleksi nomor freestylenya, waktu itu Piala Ibu Negara. Nah, waktu itu sih Bianca peringkat keempat tapi dia sudah memenuhi kualifikasi untuk turnamen berikutnya. Lalu kemudian satu tahun yang lalu itu ada babak kualifikasi PON, nah itu dia masuk ke juara dua jadi bisa melanjutkan ke PON," ujar Yenny.
Dengan meraih medali perak pada BK-PON membuat Bianca dipanggil untuk menjalani PON Aceh-Sumut 2024. Terpanggilnya Bianca juga menjadikannya sebagai kontingen termuda Jakarta saat ini pada gelaran multi event yang berlangsung setiap empat tahun sekali tersebut. Pada usianya yang baru menginjak sepuluh tahun, Bianca tampil menunjukkan bakat alaminya di PON 2024. Usai dalam pertunjukan ala balerina tersebut, Bianca memberikan sumbangan medali perak untuk Jakarta.
Debut Bianca berbuah manis usai total mengoleksi 379 poin yang diperoleh dari penilaian lima dewan juri. Bianca hanya kalah dari kontingen Jawa Timur, Kartika Winna Shafira yang total mengoleksi 394 poin. Sementara podium terakhir disegel oleh kontingen Jawa Barat lewat Fahra Azqyanka yang meraih total 365 poin.
Langkah Bianca tentu masih begitu panjang untuk menekuni sepatu roda nomor freestyle. Ke depannya, Bianca berharap mampu membela Indonesia untuk bersaing di Olimpiade apabila cabang sepatu roda sudah mulai dipertandingkan.
"Aku mau bertanding di Olimpiade. Aku ingin bertanding di Olimpiade ke depannya," ujar Bianca.
Sebagai orang tua, Yenny tentu mendukung setiap langkah yang coba diambil Bianca di karir profesionalnya ke depan.
"Tentunya kami akan mendukung, memang kalau saya nggak salah mungkin sampai saat ini Olimpiade belum ada nomor sepatu roda tapi sedang diusahakan, tapi Bianca kan juga melihat turnamen internasional seperti Olimpiade...kami akan terus mendukung sampai dia teruslah kalau bisa di kancah internasional gitu," ujar Yenny.
Baca juga: Sepatu roda - Bianca bermimpi bisa bertanding di Olimpiade
Bianca Adelyn Salim dengan tenang menyusur ke tengah lapangan. Ketika musik diputar grup instrumen, La Serenissima mengalunkan "Vivaldi's The Four Seasons: Concerto L'Inverno in F minor" langkah Bianca dengan kostum balerinanya memainkan peran di panggung utama dengan meliak-liuk ala belerina di atas sepatu roda.
Atlet berusia sepuluh tahun tersebut seperti menjelma masuk dalam pertunjukan dari Antonio Vivaldi yang memainkan konser akbar. Pertunjukan dari Bianca berlangsung selama empat menit langsung disambut dengan gemuruh tepukan dari penonton.
Bianca juga sadar bahwa dirinya kini telah mencuri perhatian dari ratusan pasang mata yang ada di Pidie Convention Hall, terutama juga perhatian dari dewan juri. "Senang sekali, karena trik-trik aku berhasil semua," ujar Bianca seusai tampil dalam nomor freestyle putri, yang merupakan nomor baru di pertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional.
Bianca dan sepatu roda
Bianca sama sekali tak punya sanak-saudara yang fokus dan meniti karir sebagai atlet sepatu roda. Perkenalannya dengan sepatu roda juga berawal dari keisengan ketika melihat saudaranya bermain sepatu roda seperti anak-anak pada umumnya.
"Jadi memang saudaranya itu juga sebenarnya cuma main-main sepatu roda dan biasa banget seperti anak-anak lainnya. Tapi saat itu Bianca memang belum pernah sama sekali melihat orang main sepatu roda jadi dia langsung melihat 'kok bagus ya main sepatu roda'. Tidak ada keluarga yang menjadi atlet sih sebenarnya," kata ibu Bianca, Yenny Fransiska.
Baca juga: Ketum PB Porserosi sebut nomor freestyle persaingannya merata
Yenny Fransiska mengatakan bahwa Bianca, yang saat itu berusia enam tahun, semula menjalani latihan sendiri di rumah hanya untuk bersenang-senang seperti saudaranya. Namun saat tak sengaja berjalan di area SCBD, Bianca melihat banyak sekali anak sebayanya bermain sepatu roda dalam pengawasan klub, Cross Roller.
Tak lama setelah itu, Yenny mendukung langkah Bianca yang ingin bergabung dengan klub untuk terus mengembangkan potensinya.
"Kurang lebih dua minggu setelah beli sepatu roda, kami lagi jalan-jalan di SCBD Jakarta. Lihat ada satu klub sepatu roda namanya Cross Roller Club. Saya juga waktu itu bingung ternyata ada klub sepatu roda. Saya baru tahu, ya sudah lalu didaftarkan, sampai saat ini dia di Cross Roller Club itu," ujar Yenny.
Perjalanan Bianca dan sepatu roda juga tak serta merta langsung bermain di nomor freestyle. Bianca memulai perlombaan di nomor sprint dan sempat menggondol sejumlah hasil yang cukup memuaskan dengan menjadi runner-up sprint nomor 100 m dan 200 m turnamen Pemula k1 Puteri Jakarta Open 2021.
Kemudian Bianca yang mengungkapkan juga hobi menari tersebut menekuni nomor freestyle karena suka dengan koreografi. Puncaknya pada tahun lalu, Bianca menyabet gelar juara Indonesian National Ranking Freestyle Classic Slalom Junior Women 2023.
Baca juga: Sepatu roda - Jakarta kembali kunci dua emas time trial 10.000 meter
Selanjutnya: Kontingen termuda Jakarta
Kontingen termuda Jakarta
Yenny mengungkapkan Bianca menjalani latihan sepatu roda memang tanpa ada tujuan untuk menjadi atlet profesional. Hal tersebut memang semata-mata dilakukan untuk hobi saja.
Pelatih Bianca di Cross Roller Club memang kerap menyertakannya untuk bertanding di sejumlah turnamen, hingga Bianca masuk dalam daftar peserta Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Sekitar dua tahun mulai ada seleksi nomor freestylenya, waktu itu Piala Ibu Negara. Nah, waktu itu sih Bianca peringkat keempat tapi dia sudah memenuhi kualifikasi untuk turnamen berikutnya. Lalu kemudian satu tahun yang lalu itu ada babak kualifikasi PON, nah itu dia masuk ke juara dua jadi bisa melanjutkan ke PON," ujar Yenny.
Dengan meraih medali perak pada BK-PON membuat Bianca dipanggil untuk menjalani PON Aceh-Sumut 2024. Terpanggilnya Bianca juga menjadikannya sebagai kontingen termuda Jakarta saat ini pada gelaran multi event yang berlangsung setiap empat tahun sekali tersebut. Pada usianya yang baru menginjak sepuluh tahun, Bianca tampil menunjukkan bakat alaminya di PON 2024. Usai dalam pertunjukan ala balerina tersebut, Bianca memberikan sumbangan medali perak untuk Jakarta.
Debut Bianca berbuah manis usai total mengoleksi 379 poin yang diperoleh dari penilaian lima dewan juri. Bianca hanya kalah dari kontingen Jawa Timur, Kartika Winna Shafira yang total mengoleksi 394 poin. Sementara podium terakhir disegel oleh kontingen Jawa Barat lewat Fahra Azqyanka yang meraih total 365 poin.
Langkah Bianca tentu masih begitu panjang untuk menekuni sepatu roda nomor freestyle. Ke depannya, Bianca berharap mampu membela Indonesia untuk bersaing di Olimpiade apabila cabang sepatu roda sudah mulai dipertandingkan.
"Aku mau bertanding di Olimpiade. Aku ingin bertanding di Olimpiade ke depannya," ujar Bianca.
Sebagai orang tua, Yenny tentu mendukung setiap langkah yang coba diambil Bianca di karir profesionalnya ke depan.
"Tentunya kami akan mendukung, memang kalau saya nggak salah mungkin sampai saat ini Olimpiade belum ada nomor sepatu roda tapi sedang diusahakan, tapi Bianca kan juga melihat turnamen internasional seperti Olimpiade...kami akan terus mendukung sampai dia teruslah kalau bisa di kancah internasional gitu," ujar Yenny.
Baca juga: Sepatu roda - Bianca bermimpi bisa bertanding di Olimpiade
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: