Jakarta (ANTARA) - Serangan jantung akut atau infark miokard akut merupakan kondisi medis yang memerlukan perhatian dengan segera karena berpotensi menyebabkan kerusakan jantung permanen dan berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien.

Penyebab utama serangan jantung adalah penyumbatan pada salah satu arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung. Penyumbatan ini biasanya disebabkan pembekuan darah yang terbentuk di permukaan plak aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak dan zat lain di dinding dalam arteri.

Gejala serangan jantung dapat mencakup nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang bawah, dan dapat menyebabkan sesak napas serta rasa mual.

Baca juga: Dokter: Perlu asesmen penumpang pesawat yang miliki riwayat jantung

Di Rumah Sakit Siloam misalnya, penanganan serangan jantung akut dilakukan melalui protokol yang ketat, dimulai dengan evaluasi cepat dan tepat di IGD, diikuti dengan tindakan medis yang sesuai untuk mengurangi kerusakan jantung dan meningkatkan kemungkinan pemulihan penuh.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village Karawaci DR. dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, Percutaneous Coronary Intervention (PCI) adalah prosedur medis yang dirancang untuk membuka penyumbatan pada arteri koroner dan mengembalikan aliran darah ke jantung.

"Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha, yang kemudian diarahkan ke arteri koroner yang mengalami penyumbatan," kata DR Antonia Anna Lukito dalam siaran pers, Selasa (17/9).

Setelah kateter berada di lokasi yang tepat, dokter dapat menggunakan balon kecil yang dipompa untuk membuka penyumbatan atau menempatkan stent (penyangga arteri jantung) untuk menjaga arteri tetap terbuka.

Salah satu keuntungan utama PCI adalah kemampuannya untuk dilakukan secara darurat yang merupakan langkah penting ketika serangan jantung terjadi.

Prosedur itu biasanya dilakukan di Catheterization Lab, yaitu sebuah ruangan yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memantau dan mengendalikan tindakan secara real-time.

Selama PCI, dokter dapat melihat gambar arteri jantung secara langsung melalui pemantauan fluoroskopi (pemeriksaan sinar-X langsung), yang memungkinkan mereka untuk menentukan dengan akurat lokasi penyumbatan dan menyesuaikan tindakan mereka.

Prosedur ini bertujuan tidak hanya untuk membuka penyumbatan tetapi juga untuk mencegah penyumbatan kembali dengan menempatkan stent yang dirancang khusus untuk menopang dinding arteri.

Rumah Sakit Siloam menerapkan protokol penanganan yang terintegrasi dan efektif untuk pasien dengan serangan jantung akut. Begitu pasien tiba di IGD, mereka segera ditangani oleh tim medis yang terlatih dalam penanganan darurat kardiovaskular.

Proses awal ini melibatkan pengambilan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pelaksanaan EKG untuk mendeteksi adanya pola abnormal pada jantung yang dapat mengindikasikan infark miokard atau serangan jantung. Hasil EKG dan tes darah, termasuk kadar enzim jantung, digunakan untuk menentukan tingkat keparahan kondisi sang pasien dan kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut.

Jika diagnosis awal menunjukkan bahwa PCI mungkin diperlukan, pasien akan segera dipindahkan ke Catheterization Lab untuk tindakan lebih lanjut.

Proses ini memerlukan koordinasi yang cepat antara berbagai tim medis untuk memastikan bahwa semua langkah dilakukan dengan efisien dan efektif.

Baca juga: Memahami aritmia jantung dengan diagnosis, pencegahan, dan perawatan

Baca juga: Dokter ungkap kriteria penderita penyakit jantung memerlukan ring


Diagnosis dan penilaian kebutuhan PCI

Diagnosis dan penilaian kebutuhan PCI di Rumah Sakit Siloam melibatkan serangkaian prosedur dan evaluasi yang mendalam untuk menentukan apakah PCI adalah opsi terbaik untuk pasien.

Setelah pemeriksaan awal di IGD, tes diagnostik lanjutan seperti angiografi koroner dilakukan untuk menilai derajat penyumbatan di arteri koroner.

Angiografi koroner adalah prosedur di mana kontras khusus disuntikkan ke dalam arteri, dan gambar X-ray diambil untuk melihat aliran darah dan identifikasi penyumbatan secara jelas. Hasil dari angiografi ini akan menentukan lokasi dan tingkat keparahan penyumbatan.

Sebelum pasien dan keluarganya setuju dengan tindakan PCI, tim medis Rumah Sakit Siloam akan memberikan informasi secara detil dan memastikan bahwa semua opsi dipertimbangkan secara menyeluruh.

Prosedur PCI di Catheterization Lab

Prosedur PCI di Catheterization Lab Rumah Sakit Siloam dilakukan menggunakan teknologi mutakhir untuk memastikan keberhasilan dan keamanan.

Setelah pasien dipindahkan ke Catheterization Lab, dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha dan mengarahkannya ke arteri koroner yang tersumbat.

Selama prosedur, tim medis akan memantau posisi kateter dan kondisi arteri menggunakan fluoroskopi digital, yang memungkinkan visualisasi real-time dari bagian dalam arteri.

Prosedur ini biasanya melibatkan penggunaan balon yang dikembangkan untuk membuka penyumbatan dan menempatkan stent untuk menjaga arteri tetap terbuka.

Stent yang digunakan di Rumah Sakit Siloam dilengkapi dengan teknologi terbaru, termasuk stent dengan teknologi terbaru dan alat medis pendukung untuk menjamin presisi dari prosedur PCI.

Selain pemantauan medis yang ketat, Rumah Sakit Siloam juga mengutamakan aspek komunikasi dengan pasien. Sebelum prosedur dimulai, pasien diberikan penjelasan rinci tentang apa yang akan terjadi, termasuk manfaat dan risiko dari PCI.

Manajemen komplikasi

Pemantauan pasca-prosedur sangat penting untuk mendeteksi dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.

Setelah PCI, pasien ditempatkan dalam ruang perawatan intensif jantung, sehingga tim medis dapat memantau mereka secara intensif dan memberikan perawatan yang diperlukan.

Penggunaan teknologi dan peralatan terkini di Catheterization Lab memungkinkan deteksi dini masalah dan penanganan yang efisien.

Di RS Siloam, pasien dengan risiko tinggi akan menjalani evaluasi mendalam untuk mengidentifikasi potensi masalah dan merencanakan perawatan yang lebih terpersonalisasi, termasuk pemantauan lebih sering, penyesuaian terapi obat, dan konsultasi dengan spesialis tambahan.

Rumah Sakit Siloam juga memberikan dukungan dan edukasi mengenai penanganan ACS (Acute Coronary Syndrome) dan PCI. Edukasi ini mencakup informasi tentang penyakit jantung, prosedur PCI, dan langkah-langkah perawatan setelah pulang dari rumah sakit.

Dukungan ini penting untuk membantu pasien dan keluarga memahami kondisi medis mereka, proses yang telah dilakukan, dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga kesehatan jantung.

Baca juga: Mengenal perbedaan IVF dan IUI untuk optimalkan kehamilan

Baca juga: Siloam Hospital TB Simatupang terapkan layanan "Stroke Ready Hospital"

Baca juga: Siloam TB Simatupang percepat penanganan stroke mulai dari IGD