Jakarta (ANTARA) - Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak ke-13 di dunia atau 37,9 persen dari total populasi sebanyak 270 juta jiwa.

Seperti yang telah diketahui, rokok mengandung zat yang dapat membahayakan tubuh. Rokok juga sangat berdampak negatif bagi sistem pernapasan, baik terhadap perokok aktif ataupun orang sekitar perokok (perokok pasif) yang dapat terdampak juga.

Kematian yang disebabkan oleh rokok terjadi lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang yang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1.2 juta sisanya merupakan perokok pasif. Hal ini tidak mengherankan, pasalnya dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 7 ribu bahan kimia dengan 250 di antaranya dapat membahayakan kesehatan.

Dari 250 zat berbahaya tersebut, 70 zat di antaranya diketahui dapat menyebabkan kanker.

Bahaya rokok juga dapat disebabkan dari asap yang dikeluarkan, setidaknya terdapat sekitar 5 ribu senyawa yang bersifat racun bagi tubuh berada di dalam asap rokok.

Senyawa dan kandungan dalam rokok juga bersifat karsinogenik yang dapat merusak sel-sel tubuh dan lebih parahnya lagi dapat memicu kanker.

Kandungan berbahaya dalam rokok

Dari bahaya yang diuraikan di atas, sebenarnya apa saja kandungan yang terdapat dalam rokok? simak penjelasannya berikut ini:

1. Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak memiliki bau maupun rasa. Gas ini tercampur dengan sel darah merah lebih cepat dibandingkan oksigen, sehingga mengganggu suplai oksigen ke otot dan jantung. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, bahkan berujung pada kondisi yang lebih serius seperti koma atau kematian jika dihirup dalam jumlah besar.

2. Nikotin

Nikotin adalah zat yang paling dikenal dalam rokok karena sifatnya yang adiktif. Ketika dihirup, nikotin merangsang produksi hormon adrenalin yang meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan laju pernapasan. Zat ini juga memicu efek menyenangkan yang membuat orang sulit berhenti merokok.

3. Tar

Tar adalah senyawa karsinogenik yang dapat mengendap di paru-paru. Akumulasi tar ini meningkatkan risiko penyakit paru-paru seperti kanker dan emfisema. Selain itu, tar juga dapat mengganggu aliran darah, meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesuburan. Zat ini juga menyebabkan masalah pada gigi dan mulut, seperti penyakit gusi dan kanker mulut.

4. Hidrogen sianida

Hidrogen sianida adalah racun yang juga digunakan dalam industri tekstil dan sebagai pestisida. Zat ini mengganggu kemampuan tubuh dalam menggunakan oksigen dengan baik, yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Efek paparan jangka pendek dapat berupa kelelahan, sakit kepala, dan mual, sedangkan paparan berlebihan bisa menyebabkan kehilangan kesadaran.

5. Benzena

Benzena, yang muncul sebagai residu dari pembakaran rokok, berpotensi merusak sumsum tulang dan sel darah merah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko anemia dan perdarahan. Selain itu, benzena juga menurunkan daya tahan tubuh dengan merusak sel darah putih, serta meningkatkan risiko leukemia.

6. Formaldehida

Senyawa ini merupakan hasil pembakaran rokok dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, serta tenggorokan. Paparan jangka panjang terhadap formaldehida juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring.

7. Arsenik

Arsenik adalah karsinogen tingkat pertama yang digunakan dalam pestisida pertanian tembakau. Paparan arsenik meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, paru-paru, ginjal, dan hati.

8. Kadmium

Kadmium dari asap rokok terserap langsung ke paru-paru dan berpotensi menyebabkan muntah, diare, penyakit ginjal, serta meningkatkan risiko kanker paru-paru. Kadmium juga dikenal memperlemah tulang.

9. Amonia

Amonia adalah gas beracun yang digunakan dalam industri rokok untuk memperkuat efek nikotin. Paparan amonia dapat menyebabkan iritasi mata, tenggorokan, sesak napas, dan dalam jangka panjang berisiko memicu pneumonia dan kanker tenggorokan.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh zat-zat tersebut, penting bagi perokok untuk menyadari dampak serius yang dapat terjadi pada tubuh.

Menghentikan kebiasaan merokok dapat menjadi langkah signifikan dalam mencegah kerusakan lebih lanjut pada organ-organ vital dan memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin adalah upaya bijak untuk mendeteksi potensi gangguan lebih dini.

Meski sangatlah sulit rasanya untuk berhenti, hal ini dapat dimulai perlahan sambil dibantu dukungan lingkungan sekitar, konsultasi dengan dokter, ataupun dinas terkait.

Baca juga: Hukum merokok dalam Islam

Baca juga: Jenis-jenis rokok konvensional dan elektrik: mana yang lebih baik?

Baca juga: Jamin Transparansi, Bea Cukai Malang Musnahkan Barang Hasil Penindakan