Arca peninggalan Majapahit hadir dalam format 3D
13 Mei 2014 16:26 WIB
Pemandu acara dan model Olga Lydia melihat arca peninggalan Kerajaan Majapahit menggunakan Oculus Rift di Jakarta, Selasa (13/5). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (ANTARA News) - Arca-arca peninggalan zaman Kerajaan Majapahit yang tersebar di berbagai negara bisa dilihat dari dekat lewat tampilan berformat tiga dimensi (3D) di Virtual Reality Museum Majapahit.
Teknologi yang memungkinkan penggunanya mengamati patung-patung kuno menggunakan alat yang disebut Oculis Rift itu diperkenalkan pada acara Museum Week yang akan berlangsung 13-18 Mei 2014 di Senayan City, Jakarta.
"Oculis Rift berbentuk kacamata yang mengarah pada layar LCD tunggal sebesar tujuh inci sehingga kita dapat melihat arca peninggalan Kerajaan Majapahit dalam format tiga dimensi," kata Managing Director Anantarupa Studios Diana Paskarina dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Oculus Rift memiliki sensor di accelerometer dan gyroscope yang masuk ke dalam game PC, yang memungkinkan pengguna memandang ruang 360 derajat dan merasakan sensasi menjelajahi patung demi patung.
"Melalui media Oculus Rift ini, pengguna dapat menjelajah satu arca sekitar satu menit yang dihitung berdasarkan durasi suara," kata Diana.
Saat ini Virtual Reality Museum Majapahit menampilkan 10 arca, antara lain arca Adityawarman, Penunggang Gajah, Maharesi Agastya, Tribhuanawijayatunggadewi (Parwati), Yoga Tantra, Dwarapala, Dyah Wijaya (Harihara), Prajnaparamita, Sri Rajadevi Maharajasa (Parwati) dan Ganesha.
Selanjutnya akan ada 58 arca peninggalan Kerajaan Majapahit dalam realitas virtual Museum Majapahit.
Diana menjelaskan, ide untuk menghadirkan realitas virtual Museum Majapahit berawal dari konsep artificial reality yang telah disiapkan perusahaannya pada 2009.
Mereka menghadirkan realitas virtual itu untuk mendigitalisasi aset budaya Indonesia supaya lebih mudah dilihat masyarakat.
"Kami memandang perlu mengangkat Majapahit karena semboyan negara ini, Bhineka Tunggal Ika, tercetus pada masa Majapahit. Hanya saja generasi muda tidak tahu banyak soal Majapahit," ungkap Diana.
Sigit Diapsoputra dari Program Supervisor Bakti Djarum Foundation selaku penyelenggara acara itu mengatakan realitas virtual Museum Majapahit merupakan inovasi untuk melestarikan budaya Indonesia dalam wujud digital.
"Khusus untuk Majapahit, kita belum dapat lihat peninggalannya secara utuh. Melalui virtual ini diharapkan, peninggalan Majapahit dapat kita lihat secara utuh," ujarnya.
Teknologi yang memungkinkan penggunanya mengamati patung-patung kuno menggunakan alat yang disebut Oculis Rift itu diperkenalkan pada acara Museum Week yang akan berlangsung 13-18 Mei 2014 di Senayan City, Jakarta.
"Oculis Rift berbentuk kacamata yang mengarah pada layar LCD tunggal sebesar tujuh inci sehingga kita dapat melihat arca peninggalan Kerajaan Majapahit dalam format tiga dimensi," kata Managing Director Anantarupa Studios Diana Paskarina dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Oculus Rift memiliki sensor di accelerometer dan gyroscope yang masuk ke dalam game PC, yang memungkinkan pengguna memandang ruang 360 derajat dan merasakan sensasi menjelajahi patung demi patung.
"Melalui media Oculus Rift ini, pengguna dapat menjelajah satu arca sekitar satu menit yang dihitung berdasarkan durasi suara," kata Diana.
Saat ini Virtual Reality Museum Majapahit menampilkan 10 arca, antara lain arca Adityawarman, Penunggang Gajah, Maharesi Agastya, Tribhuanawijayatunggadewi (Parwati), Yoga Tantra, Dwarapala, Dyah Wijaya (Harihara), Prajnaparamita, Sri Rajadevi Maharajasa (Parwati) dan Ganesha.
Selanjutnya akan ada 58 arca peninggalan Kerajaan Majapahit dalam realitas virtual Museum Majapahit.
Diana menjelaskan, ide untuk menghadirkan realitas virtual Museum Majapahit berawal dari konsep artificial reality yang telah disiapkan perusahaannya pada 2009.
Mereka menghadirkan realitas virtual itu untuk mendigitalisasi aset budaya Indonesia supaya lebih mudah dilihat masyarakat.
"Kami memandang perlu mengangkat Majapahit karena semboyan negara ini, Bhineka Tunggal Ika, tercetus pada masa Majapahit. Hanya saja generasi muda tidak tahu banyak soal Majapahit," ungkap Diana.
Sigit Diapsoputra dari Program Supervisor Bakti Djarum Foundation selaku penyelenggara acara itu mengatakan realitas virtual Museum Majapahit merupakan inovasi untuk melestarikan budaya Indonesia dalam wujud digital.
"Khusus untuk Majapahit, kita belum dapat lihat peninggalannya secara utuh. Melalui virtual ini diharapkan, peninggalan Majapahit dapat kita lihat secara utuh," ujarnya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: