Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia mengincar nilai transaksi penjualan ekspor satu miliar ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp3,5 triliun lewat Malaysia International Halal Showcase di Dubai (MIHAS@Dubai) yang rencananya digelar pada November 2024.

Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Aziz pada pembukaan MIHAS 2024 di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan setelah melaksanakan pameran halal untuk ke-20 kalinya di dalam negeri, maka kali ini untuk pertama kalinya akan diadakan di luar negeri.

Ia mengatakan ingin memanfaatkan status Dubai sebagai kota pintu masuk dan hub utama pasar Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), untuk impor dan distribusi barang buatan negara tersebut ke negara-negara regional.

“Sasaran penjualan ekspor di MIHAS@Dubai adalah RM1 miliar dan saya yakin perusahaan-perusahaan Malaysia yang mengikuti akan mampu mencapai sasaran yang ditetapkan,” kata Zafrul.

Selanjutnya selain menggelar pameran halal itu di Dubai, ia mengatakan Badan Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Malaysia (Malaysia External Trade Development Corporation/MATRADE) akan menggelar MIHAS peringkat internasional di negara lain seperti China dan Eropa.

Sedangkan Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia (Ministry of Investment, Trade and Industry/MITI), kata Zafrul, telah divers mandat untuk berpartisipasi di Ekspo Dunia Osaka, yang akan juga menjadi tonggak ekonomi berkenaan dengan Kepemimpinan ASEAN oleh Malaysia pada 2025.

Semua kegiatan itu, menurut dia, menjadi peluang bagi pemain industri halal di sana untuk mengembangkan jejal global mereka lewat program pencocokan bisnis. Ekspo Dunia Osaka sendirian akan berlangsung selama enam bulan dari April hingga Oktober 2025.

MIHAS 2024

Sementara itu, Ketua MATRADE Reezal Merican Naina Merican mengatakan jika pada 2023 jumlah pengunjung yang hadir di pameran halal itu mencapai 38.566 orang maka pada pelaksanaan tahun ini diharapkan menembus angka 40.000 pengunjung.

Lebih lanjut ia mengatakan pameran kali ini yang diikuti lebih dari 2.000 booth tidak hanya fokus pada jaringan bisnis tetapi juga pada inovasi dan keberlanjutan.

Yang juga menjadi sorotan pelaksanaan MIHAS tahun ini, menurut dia, penyerahan Anugerah Khusus Tokoh Pembangunan Halal Negara kepada mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Penghargaan itu sekaligus untuk mengakui kontribusi signifikan dari Tun Abdullah Ahmad Badawi terhadap industri halal di negara tersebut, sekaligus merayakan pengaruhnya dalam menginspirasi para pemimpin masa depan.

Program lain yang juga diadakan bersamaan dengan pameran halal yaitu Program Pengadaan Internasional (INSP) yang memfasilitasi pertemuan bisnis, menghubungkan 330 pembeli internasional dengan 800 penjual Malaysia. Program tersebut menargetkan transaksi potensial sebesar RM1,7 miliar atau sekitar lebih dari Rp6 triliun.

MIHAS 2024 yang mengangkat tema Globalising Halal Innovations menargetkan total nilai perdagangan RM3,5 miliar atau sekitar Rp12,4 triliun. Terdapat 330 pembeli asing dan 800 penjual Malaysia, dengan lima perwakilan booth asing terbanyak dari China sebanyak 134, diikuti Indonesia sebanyak 48, Arab Saudi sebanyak 38, Korea Selatan sebanyak 32, Thailand sebanyak 28, dan Filipina sebanyak 22.

Baca juga: 250 pembeli akan hadiri pencocokan bisnis di MIHAS 2024 Malaysia
Baca juga: Dubes RI harapkan kesuksesan UMKM Indonesia di pameran MIHAS