Medan (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI Pusat Lukman Djajadikusuma mengharapkan seluruh atlet di Indonesia, terutama mereka yang saat ini mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, memiliki nilai-nilai olahraga, seperti nilai persahabatan, perdamaian, dan pemersatu bangsa.

"Kami harapkan atlet-atlet Indonesia dari 38 provinsi juga sama (yang mengikuti PON) memiliki nilai-nilai luhur yang ada di olahraga," kata Lukman dalam konferensi pers di Medan, Sumatera Utara, Selasa.

Hal tersebut dia sampaikan untuk menanggapi sejumlah insiden yang terjadi dalam pelaksanaan PON 2024 Aceh-Sumut, seperti pemukulan wasit pada laga tim sepak bola Aceh melawan Sulawesi Tengah.

Lukman mengaku menyesali terjadinya insiden itu. Menurut dia, insiden itu menunjukkan pelaksanaan pertandingan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur olahraga, di antaranya adalah nilai persahabatan, perdamaian, dan pemersatu bangsa.

"Tentu, kita sangat menyesali apa yang terjadi di PON, insiden yang sama-sama tidak kita harapkan karena itu benar-benar bertolak belakang dengan nilai luhur olahraga," kata dia.

Ia menyampaikan dengan nilai-nilai luhur olahraga itu, seharusnya dalam diri setiap atlet, pelatih, dan para pihak terkait lainnya tumbuh rasa saling menghormati, persahabatan, dan keunggulan.

Ia mencontohkan nilai luhur olahraga terbukti ada dalam pelaksanaan Asian Games. Di sana, kata dia, Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) yang terlibat konflik justru bersatu dalam cabang olahraga basket putri.

"Di Asian Games, kita tahu betapa Korea Selatan dan Korea Utara bermusuhan, tapi di Asian Games tidak ada cerita mereka bermusuhan. Di tim bola basket putri Asian Games, mereka satu tim yang namanya Korea. Jadi kita lihat betapa olahraga itu bisa menciptakan satu persahabatan, satu perdamaian, itu tujuan olahraga," ucap dia.

Terkait dengan insiden sepak bola di PON itu, dalam pertandingan perempat final yang mempertemukan tuan rumah Aceh menghadapi Sulawesi Tengah di Stadion Dimurthala, Banda Aceh pada Sabtu (14/9) malam WIB, wasit Eko Agus Sugih Harto dinilai mengambil sejumlah keputusan kontroversial. Puncaknya adalah saat memberikan dua tendangan penalti untuk tim Aceh beberapa menit sebelum laga usai.

Keputusan wasit direspons pemain Sulawesi Tengah Muhammad Rizki dengan aksi pemukulan hingga wasit terkapar dan dilarikan dengan ambulans. Wasit yang juga bertugas di Liga 3 Indonesia tersebut kini akan diusut melalui investigasi yang dilakukan oleh PSSI selaku federasi yang berwenang.


Baca juga: Komisi X minta investigasi khusus terkait insiden pemukulan wasit
Baca juga: Sepak bola - Gubernur minta wasit semifinal bertugas dengan benar
Baca juga: Karate - Panitia pastikan wasit juri telah berlisensi nasional