Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan partisipasi perempuan di dunia kerja menjadi kunci bagi pemanfaatan bonus demografi.

“Bonus demografi hanya bisa dimanfaatkan jika dan hanya jika perempuan juga berkontribusi di bidang ekonomi. Sekarang angka partisipasi perempuan di dunia kerja hanya sekitar 52 sampai 53 persen, sementara laki-lakinya sudah di atas 82 persen. Negara maju partisipasi perempuannya juga tinggi,” ujar Suharti dalam webinar bertajuk 10 Tahun Bersinergi Membangun SDM Nasional di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya sejauh ini telah berupaya meningkatkan kapasitas kemampuan dan pengetahuan perempuan dengan membuka akses yang lebih luas terhadap dunia pendidikan.

Beberapa upaya tersebut di antaranya, melalui berbagai program turunan dari program besar Kemendikbudristek, seperti penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, Program SMK Pusat Keunggulan serta berbagai layanan beasiswa.

Namun begitu, Suharti menegaskan upaya tersebut tidak cukup karena memerlukan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga terkait guna memastikan perempuan yang telah memiliki kemampuan dan pengetahuan tersebut dapat masuk dan terserap di dunia kerja.

Para perempuan ini, lanjutnya, harus dipastikan mendapatkan akses untuk masuk ke dunia kerja, dibukakan pintu dengan berbagai macam afirmasi supaya mereka juga mendapatkan kemudahan untuk bisa bekerja. Dengan begitu, ada peningkatan angka partisipasi perempuan di dunia kerja dari lima puluh persen angkatan kerja yang masuk ke dunia kerja.

“Kalau tidak, maka bonus demografi tidak bisa dimanfaatkan secara optimal ya. Tidak bisa optimal,” tegasnya.

Karena itu, ia berharap adanya peningkatan sinergisitas dan kolaborasi antarkementerian dan lembaga terkait guna memastikan kelompok usia produktif di masa mendatang, termasuk perempuan sudah dibekali dengan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang dibutuhkan dunia kerja.

Baca juga: KemenPPPA: Rendahnya TPAK perempuan berkaitan dengan pengasuhan anak

Baca juga: IPG tinggi, Pemprov Jatim pacu partisipasi perempuan dalam pembangunan