Kemenkes kembali buka kelas Internasional Jerman di dua Poltekkes
17 September 2024 17:58 WIB
Kementerian Kesehatan kembali membuka kelas internasional Bahasa Jerman, kali ini di Poltekkes Medan dan Poltekkes Maluku, guna mempersiapkan mahasiswa mampu berbahasa Jerman agar dapat langsung bekerja di Jerman setelah lulus. ANTARA/HO-Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan kembali membuka kelas internasional Bahasa Jerman, kali ini di Poltekkes Medan dan Poltekkes Maluku, guna mempersiapkan mahasiswa mampu berbahasa Jerman agar dapat bekerja di Jerman setelah lulus.
“Jadi, apa yang telah kita lakukan tidak hanya baik bagi institusi dan individu, tetapi juga baik bagi 8 miliar orang yang hidup di dunia. Saya berharap program ini bisa terus berlanjut dan dapat memberikan kontribusi bagi kemanusiaan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dalam kelas internasional itu, katanya, mahasiswa dididik dengan kurikulum yang sudah dianalisis dan distandardisasi oleh Jerman.
Dia mengatakan, pembukaan kelas tersebut menyusul suksesnya kelas internasional Jerman di Poltekkes Jakarta III dan Poltekkes Bandung.
Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk menyediakan lapangan kerja dan memberikan pendidikan yang lebih mendalam serta berkualitas bagi perawat lulusan Poltekkes di Indonesia.
Baca juga: Menkes bangga Poltekkes Tanjungpinang buka kelas internasional
Baca juga: Rektor: USU menuju universitas kelas dunia demi standar internasional
Budi menambahkan, kerja sama ini bukan hanya mengenai hubungan antara Indonesia dan Jerman, melainkan juga membuktikan kemampuan perawat-perawat Indonesia yang sangat baik.
Perawat, ujarnya, memiliki peran penting dalam mendukung layanan kesehatan global, terutama dalam menangani penyakit-penyakit kritis yang menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Dia menjelaskan, dari 20 juta orang yang meninggal dunia setiap tahunnya akibat serangan jantung, atau 10 juta yang meninggal karena kanker, perawat Indonesia dapat berkontribusi dalam menurunkan angka tersebut dan menyelamatkan nyawa.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, drg. Arianti Anaya menyampaikan, di Poltekkes Kemenkes, terdapat 23 sekolah yang menyelenggarakan kelas internasional, termasuk kelas internasional Jepang, Jerman, dan Inggris.
Untuk proyek percontohan kelas Bahasa Jerman, katanya, Kemenkes bekerja sama dengan Goethe-Institut untuk memasukkan 19 SKS Bahasa dan Budaya Jerman ke dalam kurikulum keperawatan 8 semester di Poltekkes Jakarta III.
“Kami ingin memperluas kelas Bahasa Jerman dengan Poltekkes lain, setelah Poltekkes Bandung dan Poltekkes Jakarta III, yaitu Poltekkes Medan dan Poltekkes Maluku,” kata drg. Arianti.
Baca juga: Pacu daya saing, Poltekkes Kemenkes lengkapi kelas internasional
Baca juga: UI buka kelas internasional teknik komputer dan lingkungan
Dalam keterangan yang sama, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel menyatakan, kerja sama ini tidak hanya berkontribusi pada pertukaran tenaga kerja terampil, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman.
“Para siswa di kelas bahasa Jerman adalah contohnya. Mereka menjembatani bahasa, hambatan, mengeksplorasi, dan melampaui perbedaan dengan pelatihan menjadi perawat. Saya sangat terkesan dengan komitmen para siswa dan kemampuan bahasa Jerman mereka,” kata Ina.
Dia menjelaskan bahwa pentingnya profesi perawat di Jerman terus berkembang pesat, dan permintaan akan tenaga kerja terampil meningkat seiring dengan perubahan demografi.
Menurut Ina, mengintegrasikan kelas Bahasa Jerman dalam pelatihan keperawatan sangat penting untuk mempersiapkan perawat yang berkualitas.
Baca juga: BP2MI telah berangkatkan 175 tenaga keperawatan ke Jerman
Baca juga: Goethe-Institut, Kemenkes RI kerja sama integrasi kelas bahasa Jerman
Baca juga: Persatuan perawat upayakan raih kualifikasi internasional
“Jadi, apa yang telah kita lakukan tidak hanya baik bagi institusi dan individu, tetapi juga baik bagi 8 miliar orang yang hidup di dunia. Saya berharap program ini bisa terus berlanjut dan dapat memberikan kontribusi bagi kemanusiaan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dalam kelas internasional itu, katanya, mahasiswa dididik dengan kurikulum yang sudah dianalisis dan distandardisasi oleh Jerman.
Dia mengatakan, pembukaan kelas tersebut menyusul suksesnya kelas internasional Jerman di Poltekkes Jakarta III dan Poltekkes Bandung.
Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk menyediakan lapangan kerja dan memberikan pendidikan yang lebih mendalam serta berkualitas bagi perawat lulusan Poltekkes di Indonesia.
Baca juga: Menkes bangga Poltekkes Tanjungpinang buka kelas internasional
Baca juga: Rektor: USU menuju universitas kelas dunia demi standar internasional
Budi menambahkan, kerja sama ini bukan hanya mengenai hubungan antara Indonesia dan Jerman, melainkan juga membuktikan kemampuan perawat-perawat Indonesia yang sangat baik.
Perawat, ujarnya, memiliki peran penting dalam mendukung layanan kesehatan global, terutama dalam menangani penyakit-penyakit kritis yang menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Dia menjelaskan, dari 20 juta orang yang meninggal dunia setiap tahunnya akibat serangan jantung, atau 10 juta yang meninggal karena kanker, perawat Indonesia dapat berkontribusi dalam menurunkan angka tersebut dan menyelamatkan nyawa.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, drg. Arianti Anaya menyampaikan, di Poltekkes Kemenkes, terdapat 23 sekolah yang menyelenggarakan kelas internasional, termasuk kelas internasional Jepang, Jerman, dan Inggris.
Untuk proyek percontohan kelas Bahasa Jerman, katanya, Kemenkes bekerja sama dengan Goethe-Institut untuk memasukkan 19 SKS Bahasa dan Budaya Jerman ke dalam kurikulum keperawatan 8 semester di Poltekkes Jakarta III.
“Kami ingin memperluas kelas Bahasa Jerman dengan Poltekkes lain, setelah Poltekkes Bandung dan Poltekkes Jakarta III, yaitu Poltekkes Medan dan Poltekkes Maluku,” kata drg. Arianti.
Baca juga: Pacu daya saing, Poltekkes Kemenkes lengkapi kelas internasional
Baca juga: UI buka kelas internasional teknik komputer dan lingkungan
Dalam keterangan yang sama, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel menyatakan, kerja sama ini tidak hanya berkontribusi pada pertukaran tenaga kerja terampil, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman.
“Para siswa di kelas bahasa Jerman adalah contohnya. Mereka menjembatani bahasa, hambatan, mengeksplorasi, dan melampaui perbedaan dengan pelatihan menjadi perawat. Saya sangat terkesan dengan komitmen para siswa dan kemampuan bahasa Jerman mereka,” kata Ina.
Dia menjelaskan bahwa pentingnya profesi perawat di Jerman terus berkembang pesat, dan permintaan akan tenaga kerja terampil meningkat seiring dengan perubahan demografi.
Menurut Ina, mengintegrasikan kelas Bahasa Jerman dalam pelatihan keperawatan sangat penting untuk mempersiapkan perawat yang berkualitas.
Baca juga: BP2MI telah berangkatkan 175 tenaga keperawatan ke Jerman
Baca juga: Goethe-Institut, Kemenkes RI kerja sama integrasi kelas bahasa Jerman
Baca juga: Persatuan perawat upayakan raih kualifikasi internasional
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: