Jakarta (ANTARA) - Minuman keras memiliki berbagai dampak berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah risiko kebutaan. Jenis minuman keras yang berpotensi tinggi menyebabkan kebutaan adalah yang mengandung zat metanol (CH3OH) atau benzena (C6H6) yang sering kali terkandung di dalam pembuatan alkohol oplosan (minuman keras yang diracik sendiri). Metanol biasanya dipakai untuk bahan industri sebagai zat pelarut, pembersih dan penghapus cat.

Menurut penelitian, zat pada metanol apabila dicerna tubuh akan berubah menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun dan reaksinya dapat dengan cepat merusak sistem saraf termasuk saraf mata yang menyebabkan kerusakan saraf permanen (kebutaan). Dalam kasus yang berat, keracunan zat metanol dapat menyebabkan henti jantung hingga kematian.

Selain bahaya metanol, konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan. Selain mengurangi kemampuan berpikir dan menimbulkan gangguan perilaku, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, kejang, bahkan kematian. Selain itu, masalah kesehatan lain yang sering terkait dengan alkohol meliputi tukak lambung, kerusakan hati, dan gangguan psikiatri berat.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi keracunan metanol?

Jika seseorang mengalami keracunan metanol, langkah pertama yang harus diambil adalah segera membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit, terapi yang akan dilakukan meliputi perawatan suportif, mencegah penyerapan metanol lebih lanjut dengan cuci lambung, atau pemberian sodium bikarbonat, serta pemberian antidotum. Dalam beberapa kasus, steroid dosis tinggi melalui injeksi intravena juga dapat diberikan setelah terapi awal untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Segeralah mencari pertolongan medis jika setelah mengonsumsi minuman beralkohol, seseorang mengalami gejala seperti penglihatan buram pada kedua mata, karena itu bisa menjadi tanda awal keracunan metanol.

Apa yang terjadi jika terlambat mendapatkan penanganan medis?

Jika terlambat ditangani, keracunan metanol dapat menyebabkan kebutaan permanen. Peluang untuk memulihkan penglihatan sangat kecil karena kerusakan pada saraf mata cenderung bersifat progresif. Dalam waktu sekitar 3 bulan, saraf mata yang terpapar metanol dapat mengalami atrofi, atau penyusutan, dan tidak akan berfungsi lagi.