"Potensi ekspor produk furnitur dalam negeri cukup besar mengacu pada data kinerja ekspor industri furnitur dalam negeri yang mencapai angka 2,11 miliar dolar AS pada tahun 2023, dan telah mencapai angka 1,2 miliar dolar AS pada periode Januari hingga Juli 2024,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, tingginya minat masyarakat global terhadap produk furnitur Indonesia tersebut karena para pelaku industri kecil menengah (IKM) terus melalukan inovasi, dan telah mampu menyesuaikan perkembangan tren sebagai acuan dan inspirasi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Reni mengatakan, pihaknya senantiasa mendukung pengembangan pelaku IKM furnitur lokal agar bisa lebih berdaya saing, dengan langkah strategis yang telah dilakukan yakni melalui pelaksanaan bimbingan teknis produksi, restrukturisasi mesin dan peralatan, pengembangan sentra IKM, serta fasilitasi mesin dan peralatan.
Selain itu, Kemenperin juga aktif menggelar pameran bertaraf internasional supaya mendorong pelaku IKM memperluas pasar dan promosi produk, seperti halnya gelaran IFFINA – Indonesia Meubel and Design Expo 2024 yang diselenggarakan pada 14--17 September di Tangerang, Banten.
Ia menyampaikan, pelaksanaan IFFINA 2024 merupakan bagian dari siklus pameran furnitur internasional yang dihadiri oleh pembeli dari berbagai negara. Siklus pameran dimulai dari VIFA ASEAN di Vietnam pada akhir Agustus, KOFURN di Korea Selatan pada awal September, Furniture China di Tiongkok pada awal September, IFFINA di Indonesia pada pertengahan September, dan Find Design Fair Asia di Singapura pada akhir September 2024.
Dirjen IKMA menyampaikan, pameran tersebut dapat menjadi ajang bagi IKM binaan Kemenperin untuk dapat mempelajari perkembangan industri furnitur dan menjalin berbagai kemitraan dengan berbagai pihak.
Baca juga: Potensi transaksi furnitur Indonesia di Korsel Rp35 miliar
Baca juga: Kemenperin: Sektor furnitur buat komitmen ekspor Rp17 miliar ke India