Kasau bahas pentingnya teknologi dirgantara dalam tangani bencana alam
17 September 2024 15:45 WIB
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI M Tonny Harjono dalam pembukaan Bali Regional Air and Space Power Forum 2024 di Badung, Bali, Selasa (17/9/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Badung (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono dalam Bali Regional Air and Space Power Forum 2024 di Kabupaten Badung, Selasa, menyinggung pentingnya teknologi kedirgantaraan dalam mengatasi bencana alam.
Menurutnya dibutuhkan kesiapan dan kolaborasi internasional dalam menghadapi bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
"Indonesia yang berada di cincin api Pasifik, memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam, teknologi dirgantara, termasuk UAV dan satelit, sangat vital dalam meningkatkan efektivitas operasi HADR (Misi Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana), menyelamatkan nyawa, serta meminimalkan dampak kerusakan," kata dia.
Kasau menyinggung soal frekuensi dan intensitas bencana alam yang terus meningkat, dari data BMKG bahkan pada akhir 2023 tercatat lebih dari 26 juta orang terdampak banjir, gempa bumi, dan bencana lainnya.
Untuk itu kesiapan teknologi dirgantara menjadi penting, ditambah kolaborasi internasional.
Marsekal Tonny mencontoh kejadian erupsi Gunung Semeru dan gempa 2018 yang berhasil tertangani berkat teknologi informasi yang akurat.
“Teknologi saja tidak cukup, kerja sama internasional sangatlah penting, penting bagi kita untuk terus membina kemitraan, belajar satu sama lain, dan membangun kekuatan satu sama lain,” ujarnya.
Untuk itu forum yang dihadiri 200 peserta dari berbagai negara di sela-sela Bali International Airshow itu menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait teknologi kedirgantaraan dan operasional HADR.
Dalam forum ini Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama TNI Angkatan Udara menghadirkan pembicara dengan topik perkembangan terbaru di bidang teknologi dirgantara, termasuk UAV, satelit, dan sistem C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance).
“Teknologi ini penting dalam mempercepat respons dan koordinasi dalam operasi kemanusiaan di tengah kondisi global yang penuh dengan tantangan,” kata Kasau.
Dengan dua sesi diskusi yang dilakukan, ia berharap Bali Regional Air and Space Power Forum 2024 dapat menciptakan inisiatif kolaboratif antar-negara dan sektor terkait dalam memperkuat kapabilitas tanggap bencana dan penggunaan teknologi dirgantara dalam operasi HADR.
Menurutnya dibutuhkan kesiapan dan kolaborasi internasional dalam menghadapi bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
"Indonesia yang berada di cincin api Pasifik, memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam, teknologi dirgantara, termasuk UAV dan satelit, sangat vital dalam meningkatkan efektivitas operasi HADR (Misi Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana), menyelamatkan nyawa, serta meminimalkan dampak kerusakan," kata dia.
Kasau menyinggung soal frekuensi dan intensitas bencana alam yang terus meningkat, dari data BMKG bahkan pada akhir 2023 tercatat lebih dari 26 juta orang terdampak banjir, gempa bumi, dan bencana lainnya.
Untuk itu kesiapan teknologi dirgantara menjadi penting, ditambah kolaborasi internasional.
Marsekal Tonny mencontoh kejadian erupsi Gunung Semeru dan gempa 2018 yang berhasil tertangani berkat teknologi informasi yang akurat.
“Teknologi saja tidak cukup, kerja sama internasional sangatlah penting, penting bagi kita untuk terus membina kemitraan, belajar satu sama lain, dan membangun kekuatan satu sama lain,” ujarnya.
Untuk itu forum yang dihadiri 200 peserta dari berbagai negara di sela-sela Bali International Airshow itu menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait teknologi kedirgantaraan dan operasional HADR.
Dalam forum ini Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama TNI Angkatan Udara menghadirkan pembicara dengan topik perkembangan terbaru di bidang teknologi dirgantara, termasuk UAV, satelit, dan sistem C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance).
“Teknologi ini penting dalam mempercepat respons dan koordinasi dalam operasi kemanusiaan di tengah kondisi global yang penuh dengan tantangan,” kata Kasau.
Dengan dua sesi diskusi yang dilakukan, ia berharap Bali Regional Air and Space Power Forum 2024 dapat menciptakan inisiatif kolaboratif antar-negara dan sektor terkait dalam memperkuat kapabilitas tanggap bencana dan penggunaan teknologi dirgantara dalam operasi HADR.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024
Tags: