Banda Aceh (ANTARA) - Seluruh atlet masih berjuang untuk daerahnya di sejumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Di balik riuhnya pertandingan yang dilombakan, banyak cerita yang membuat ajang multi-cabang olahraga ini sukses digelar di “Bumi Serambi Mekah”.

Cerita itu, s​​​​​alah satunya adalah penyediaan konsumsi untuk para atlet dan ofisial. Ternyata, di balik penyiapan konsumsi ada banyak tangan yang bekerja siang malam, keringat yang mengucur serta mata yang terjaga untuk menyiapkan konsumsi yang menjadi sumber tenaga bagi atlet yang akan bertanding serta pendamping untuk mempersiapkan diri selama menjalani pertandingan.

Ribuan kotak makanan yang harus disiapkan petugas setiap harinya di Kota Banda Aceh untuk memenuhi kebutuhan atlet. Jumlah itu tentu tidak sedikit, sehingga perlu pelibatan berbagai pihak agar produksi makanan ini tidak mengganggu jalannya pertandingan.

Selain melibatkan tenaga ahli, peran tenaga pendukung juga sangat dibutuhkan agar makanan yang diproduksi ini dapat memiliki kualitas gizi, rasa enak, tampilan bagus, serta tepat waktu sampai ke tangan para atlet dan ofisial yang terdaftar.

PT Aktifitas Atmosir yang ditunjuk PB PON XXI menjadi penyedia konsumsi bagi atlet dan ofisial mengaku sudah berupaya memberikan yang terbaik dan mengaku di awal-awal terkendala karena adanya komunikasi yang tidak cair.

“Kendala terbesar adalah kurang komunikasi saja, di sini ada sistem pemesanan yang diatur sedemikian rupa tapi ini yang kurang berjalan,” kata GM PT Aktifitas Atmosfir Chepta Hermana.

Pihaknya berusaha agar pesanan makanan untuk esok hari itu dari tim atau kontingen diterima paling lambat pukul 21.00 WIB agar dapat dipersiapkan. Hal itu menjadi kendala, karena kadang ada tim yang belum masuk hotel atau pemesanan datang di tengah malam, sehingga menjadi terlambat.

Akhirnya, secara perlahan-lahan hal itu bisa diperbaiki dengan belajar dari persoalan sebelumnya. Pihaknya, kini terus berupaya agar konsumsi ini dapat utuh diterima kontingen. Setelah itu, penyediaan konsumsi sudah berjalan optimal dengan pekerja dapur bekerja 24 jam untuk menyiapkan kebutuhan kontingen.

Total setiap hari mereka menyiapkan 7.500 kotak makanan di pagi hari, 7.500 kotak di siang hari dan 7.500 kotak di malam hari.


Edukasi siswa

Penyedia konsumsi dalam kegiatan PON ini bekerja sama dengan SMK Negeri 3 Banda Aceh, khususnya jurusan tata boga. Mereka menjadikan dapur SMK 3 sebagai pusat produksi konsumsi PON XXI di Banda Aceh. Selain memanfaatkan sarana itu, pihaknya juga sekaligus mendidik para siswa itu terlibat dalam pengalaman mengelola dan menyediakan konsumsi dalam jumlah besar.

Penyedia konsumsi itu sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah dan sekolah setempat agar dapat berkolaborasi menyiapkan kebutuhan konsumsi tersebut.

SMK N 3 memiliki dapur dengan kapasitas besar, namun sudah tidak digunakan selama dua tahun lebih dan pihaknya juga kebetulan membawa dua teknisi serta sejumlah alat dan mesin.

Dapur itu diperbaiki, mulai dari penyambungan kembali saluran gas, sumber air yang diperbesar sehingga dapat difungsikan kembali.

Selain itu, para pelajar SMK N 3 yang terlibat juga diedukasi mengenai tata cara penyiapan makanan dalam jumlah besar, tata letak makanan, serta ilmu tentang tata boga.

Pelajar juga dilibatkan dalam pelipatan kotak makanan dan diberikan pelatihan khusus mengenal sejumlah alat yang digunakan di dapur. Jadi, sebelum mereka bekerja diberikan pelatihan lebih dahulu.

Langkah itu bertujuan menambah pengetahuan siswa, yang biasanya hanya menyiapkan katering di hotel, restoran, tapi kali ini mereka menyiapkan konsumsi untuk pertandingan berskala nasional.

Siswa yang terlibat juga dibekali sertifikat kompetensi karena terlibat dalam penyiapan konsumsi PON XXI 2024. Sertifikat itu, nantinya akan membantu mereka ketika mencari kerja karena memiliki pengalaman kerja di ajang level nasional.

Kolaborasi itu memang khusus dilakukan sebagai bentuk transfer ilmu kepada pelajar dan SMKN 3 Banda Aceh, sehingga ada proses hubungan yang simbiosis mutualisme.


Tim dapur menyiapkan konsumsi bagi atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut di SMK Negeri 3 Banda Aceh.ANTARA/Mario Sofia Nasution
Selain melibatkan pelajar, perusahaan juga melibatkan warga sekitar untuk membantu memproduksi konsumsi. Warga setempat yang dilibatkan bertugas membantu, seperti memotong sayur, memotong daging, menyiapkan bahan mentah, dan lain-lain.

Untuk bahan baku, sejumlah bahan beku dibawa dari Jakarta dan selebihnya dibeli di Banda Aceh dan sejauh ini semua sangat mudah untuk didapatkan.

Pihaknya juga memberikan edukasi serta melakukan pendampingan secara berjalan dan sejauh ini semua bekerja sesuai dengan tata cara yang ada.

Untuk memasak nasi, penyedia membawa mesin pemasak dari Jakarta karena yang diproduksi memang dalam jumlah besar.

Di dapur itu ada 20 orang yang bekerja secara bergantian, dan setiap hari ada dua hingga tiga pergantian jadwal. Di ruang penyiapan ada 20 orang yang bekerja dan pekerja lainnya. Keseluruhan ada 150 orang lebih yang bekerja di dapur untuk PON tersebut.

Konsumsi yang diterima atlet nantinya adalah nasi seberat 300 gram, dua lauk utama, baik ayam, daging atau ikan, dilengkapi dengan protein tambahan, seperti tahu dan tempe, sayur serta buah atau puding. Selain itu, juga dilengkapi dengan air mineral.

Tim dapur menyiapkan konsumsi bagi atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut di SMK Negeri 3 Banda Aceh.ANTARA/Mario Sofia Nasution
Berkah PON

Guru SMK N 3 Banda Aceh Ratna Dwi mengapresiasi kegiatan PON XXI di Kota Banda Aceh dan ini memang membawa berkah tersendiri, baik kepada sekolah maupun warga setempat yang terlibat dalam produksi.

“Banyak manfaat dari PON ini dan entah berapa lama lagi PON akan kembali digelar di Aceh. Semua merasakan manfaat baik sekolah maupun warga setempat yang merupakan alumni sekolah,” kata dia.

Pihaknya melibatkan alumni untuk membantu perusahaan menyiapkan konsumsi dan memang mereka telah memiliki keterampilan, tapi mereka perlu diedukasi kembali agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Selain itu sejumlah pelajar juga diberikan kesempatan ikut pelatihan dan praktik karena memang sekolah ini ada jurusan tata boga yang menambah pengetahuan siswa.

Selama ini siswa banyak magang di hotel atau industri dan dengan adanya ajang PON ini mereka mendapat pengetahuan baru yang lebih menantang untuk menyiapkan konsumsi dalam jumlah besar.

Ajang olahraga nasional empat tahunan ini telah memberikan efek berganda bagi semua pihak, termasuk sejumlah warga yang terlibat sebagai tenaga kerja sehingga mendapatkan penghasilan tambahan.
​​​​​​​