Pekanbaru, (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau tidak menemukan adanya gejala penyakit infeksi maupun "ngorok" pada kejadian delapan ekor kerbau yang mati mendadak di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau Faralinda, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan dari hasil investigasi oleh Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar, tidak ada tanda penyakit yang infeksius maupun ngorok. Pasalnya sejak kejadian tersebut pekan lalu dan sampai saat ini tidak ada laporan kerbau yang mati lagi.

“Kalau dari hasil investigasi, tidak ada tanda-tanda kerbau terkena penyakit infeksius. Kemudian juga tidak ada tambahan lagi kerbau yang mati. Jika memang penyakit ngorok, pastinya akan terus ditemukan kerbau yang mati, atau tidak berhenti dari kejadian pekan lalu sampai saat ini,” katanya

Selain itu, lanjut Faralinda, kondisi kerbau yang mati itu masih dalam keadaan sehat. Kemudian pada pagi harinya baru ditemukan kerbau sudah ada beberapa yang mati. “Di sekitar lokasi masih ada berapa ekor masih hidup, namun dipotong paksa karena kondisi sudah kurang baik,” sebutnya.

Baca juga: Puluhan kerbau mati ditemukan di Sungai Kampar, PKH Riau investigasi
Menurut Faralinda, ketika petugas bertanya ke pengurusnya, apakah ada gejala seperti penyakit ngorok, ternyata tidak ada juga. Ketika di cek ke lapangan, juga tidak ditemukan gejala penyakit yang mencurigakan.

Sebelumnya kejadian ini menjadi sorotan publik setelah sebuah video viral di media sosial menunjukkan pemandangan mengejutkan itu pada Kamis (12/9). Delapan ekor bangkai kerbau mengapung di aliran Sungai Kampar Kiri.

Beberapa bangkai juga terlihat berada di tepi sungai yang diperkirakan delapan kerbau mati. Namun begitu banyak dari kerbau setempat yang dipelihara secara dilepas di area sekitar yang saat itu masih hidup.

Baca juga: Ratusan kerbau di OKI mati mendadak diduga terjangkit virus SE
Baca juga: Seekor kerbau warga Tantaman Agam mati diduga dimangsa harimau