Kapan dana pokok dan kupon obligasi dapat ditarik?
17 September 2024 11:26 WIB
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memaparkan tentang proyeksi pasar obligasi Indonesia (INDOGB) tahun 2024-2025 di Jakarta, Rabu (11/09/2024). (Mandiri Sekuritas)
Jakarta (ANTARA) - Bagi Anda yang berinvestasi di obligasi, penting untuk memahami kapan dana pokok dan bunga (kupon) dapat ditarik.
Dana pokok dari obligasi dapat ditarik setelah masa jatuh tempo obligasi tercapai, yang tergantung pada tenor obligasi.
Pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi akan mengembalikan pokok utang kepada investor. Obligasi memiliki jangka waktu yang bervariasi, umumnya obligasi Negara Ritel ORI, SBN, dan Sukuk memiliki waktu jatuh tempo 1-5 tahun sehingga cocok untuk investasi jangka pendek dan menengah.
Sedangkan Obligasi FR (Fixed Rate) adalah instrumen investasi jangka menengah dan panjang dengan waktu jatuh tempo berkisar antara 5-30 tahun. Ketika masa jatuh tempo telah tercapai, dana pokok akan dikembalikan kepada investor bersamaan dengan pembayaran kupon terakhir.
Selain itu, bunga atau kupon dari obligasi dibayarkan secara secara periodik umumnya enam bulan atau satu tahun sekali, sejak tanggal penerbitan hingga jatuh tempo dan tergantung dari jenis obligasinya. Kupon ini berfungsi sebagai bentuk bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi selama masa berlakunya.
Namun, jika Anda ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, Anda bisa melakukannya di pasar sekunder. Dalam hal ini, Anda juga bisa mendapatkan capital gain saat menjual obligasi kepada investor umum. Capital gain merupakan keuntungan yang bisa didapatkan dari selisih harga jual dikurangi dengan harga beli suatu obligasi. Ketika menjual obligasi sebelum jatuh tempo, Anda juga bisa mengalami potensi kerugian jika menjual obligasi ketika harga pasar obligasi turun.
Walaupun obligasi menawarkan banyak keuntungan, bukan berarti investasi ini seratus persen bebas risiko. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:
1. Risiko gagal bayar
Meskipun obligasi relatif aman, selalu ada kemungkinan risiko gagal bayar. Ini terjadi ketika pihak yang menerbitkan obligasi tidak dapat membayar bunga tepat waktu, bahkan mungkin tidak bisa mengembalikan pokok utang saat jatuh tempo. Kondisi ini biasanya terjadi ketika penerbit obligasi menghadapi masalah keuangan yang signifikan.
2. Dipengaruhi oleh kondisi eksternal
Investasi obligasi, terutama yang menggunakan bunga variabel (floating rate), bisa sangat terpengaruh oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi atau politik suatu negara. Jika situasi ekonomi atau politik tidak stabil, pendapatan bunga yang diterima investor bisa menurun, atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini tentu dapat mempengaruhi potensi keuntungan dari investasi obligasi.
Baca juga: Bagaimana cara berinvestasi di Obligasi? ini penjelasannya
Baca juga: Mengenal obligasi negara, pengertian dan cara belinya
Baca juga: Cara investasi fixed income via bank: Deposito, obligasi, dan lainnya
Dana pokok dari obligasi dapat ditarik setelah masa jatuh tempo obligasi tercapai, yang tergantung pada tenor obligasi.
Pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi akan mengembalikan pokok utang kepada investor. Obligasi memiliki jangka waktu yang bervariasi, umumnya obligasi Negara Ritel ORI, SBN, dan Sukuk memiliki waktu jatuh tempo 1-5 tahun sehingga cocok untuk investasi jangka pendek dan menengah.
Sedangkan Obligasi FR (Fixed Rate) adalah instrumen investasi jangka menengah dan panjang dengan waktu jatuh tempo berkisar antara 5-30 tahun. Ketika masa jatuh tempo telah tercapai, dana pokok akan dikembalikan kepada investor bersamaan dengan pembayaran kupon terakhir.
Selain itu, bunga atau kupon dari obligasi dibayarkan secara secara periodik umumnya enam bulan atau satu tahun sekali, sejak tanggal penerbitan hingga jatuh tempo dan tergantung dari jenis obligasinya. Kupon ini berfungsi sebagai bentuk bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi selama masa berlakunya.
Namun, jika Anda ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, Anda bisa melakukannya di pasar sekunder. Dalam hal ini, Anda juga bisa mendapatkan capital gain saat menjual obligasi kepada investor umum. Capital gain merupakan keuntungan yang bisa didapatkan dari selisih harga jual dikurangi dengan harga beli suatu obligasi. Ketika menjual obligasi sebelum jatuh tempo, Anda juga bisa mengalami potensi kerugian jika menjual obligasi ketika harga pasar obligasi turun.
Walaupun obligasi menawarkan banyak keuntungan, bukan berarti investasi ini seratus persen bebas risiko. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:
1. Risiko gagal bayar
Meskipun obligasi relatif aman, selalu ada kemungkinan risiko gagal bayar. Ini terjadi ketika pihak yang menerbitkan obligasi tidak dapat membayar bunga tepat waktu, bahkan mungkin tidak bisa mengembalikan pokok utang saat jatuh tempo. Kondisi ini biasanya terjadi ketika penerbit obligasi menghadapi masalah keuangan yang signifikan.
2. Dipengaruhi oleh kondisi eksternal
Investasi obligasi, terutama yang menggunakan bunga variabel (floating rate), bisa sangat terpengaruh oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi atau politik suatu negara. Jika situasi ekonomi atau politik tidak stabil, pendapatan bunga yang diterima investor bisa menurun, atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini tentu dapat mempengaruhi potensi keuntungan dari investasi obligasi.
Baca juga: Bagaimana cara berinvestasi di Obligasi? ini penjelasannya
Baca juga: Mengenal obligasi negara, pengertian dan cara belinya
Baca juga: Cara investasi fixed income via bank: Deposito, obligasi, dan lainnya
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024
Tags: