Jakarta (ANTARA) - Investasi menjadi salah satu pilihan utama bagi banyak orang untuk mencapai tujuan keuangan dalam jangka panjang. Berbagai jenis investasi tersedia sebagai opsi, salah satunya fixed income.

Fixed income
atau pendapatan tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati karena menawarkan keamanan yang relatif lebih tinggi dan arus kas yang stabil. Salah satu cara populer untuk mengakses instrumen ini adalah melalui perbankan.

Artikel ini akan membahas bagaimana cara berinvestasi fixed income melalui bank dengan langkah-langkah yang jelas dan manfaat yang ditawarkan.

Apa Itu Investasi Fixed Income?

Fixed income atau pendapatan tetap adalah jenis investasi di mana investor mendapatkan pendapatan yang tetap dalam bentuk bunga selama jangka waktu tertentu. Contoh instrumen fixed income adalah obligasi pemerintah, obligasi korporasi, deposito berjangka, dan sukuk.

Keunggulan dari investasi ini adalah investor mengetahui berapa banyak yang akan mereka terima dalam bentuk bunga atau pendapatan hasil serta kapan pokok investasi mereka akan dikembalikan.

Jenis-Jenis instrumen fixed income yang tersedia di bank

  1. Deposito berjangka
    Deposito berjangka adalah salah satu produk fixed income yang paling umum ditawarkan oleh bank. Dengan menempatkan sejumlah uang di deposito, nasabah akan menerima bunga tetap dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1, 3, 6, atau 12 bulan. Setelah jangka waktu berakhir, nasabah dapat mencairkan deposito beserta bunga yang diperoleh.

  2. Obligasi pemerintah
    Banyak bank menawarkan layanan penjualan obligasi pemerintah kepada nasabah. Obligasi ini merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dan memberikan bunga tetap (kupon) selama periode tertentu, biasanya 1-50 tahun.

    Jenis investasi ini dikeluarkan negara dan dibagi menjadi Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan surat utang negara. Perbedaan antara SPN dan surat utang negara adalah jatuh temponya, SPN memiliki jatuh tempo hingga 12 bulan sedangkan surat utang negara memiliki jatuh tempo lebih dari 12 bulan.

  3. Obligasi korporasi
    Selain obligasi pemerintah, bank juga sering menjadi agen penjualan obligasi korporasi. Instrumen ini diterbitkan oleh perusahaan sebagai upaya untuk mengumpulkan dana, dan biasanya menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah, namun dengan risiko yang lebih besar.

  4. Sukuk
    Bagi investor yang mencari investasi syariah, sukuk merupakan pilihan yang tepat. Sukuk adalah surat berharga syariah yang mirip dengan obligasi, namun mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam hal penggunaan dana dan pengembalian keuntungan.

Langkah-Langkah Berinvestasi Fixed Income Melalui Bank

  1. Pilih bank yang tepat
    Langkah pertama dalam berinvestasi fixed income adalah memilih bank yang menawarkan produk-produk investasi tersebut. Banyak bank di Indonesia yang menyediakan layanan investasi jenis ini, baik dalam bentuk obligasi maupun deposito. Pastikan bank tersebut memiliki reputasi yang baik dan menawarkan berbagai pilihan instrumen.

  2. Buka rekening investasi
    Sebelum memulai investasi, Anda perlu membuka rekening investasi atau rekening efek di bank tersebut. Rekening ini diperlukan untuk membeli dan menampung instrumen fixed income yang Anda pilih.

  3. Lakukan konsultasi keuangan
    Banyak bank menyediakan layanan konsultasi keuangan untuk nasabah yang ingin berinvestasi. Konsultasi ini dapat membantu Anda memilih instrumen fixed income yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Bank akan menyediakan informasi tentang tingkat bunga, jangka waktu, risiko, dan potensi keuntungan dari setiap produk.

  4. Pilih instrumen fixed income
    Setelah berkonsultasi dan memahami berbagai pilihan yang ada, Anda dapat memilih instrumen fixed income yang sesuai dengan kebutuhan.

    Pertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat bunga, jangka waktu, dan likuiditas sebelum membuat keputusan.

  5. Pantau kinerja investasi
    Setelah berinvestasi, penting untuk memantau kinerja investasi Anda secara berkala. Bank biasanya menyediakan laporan rutin tentang perkembangan investasi yang dapat membantu Anda mengawasi keuntungan dan mengambil keputusan yang diperlukan, seperti mencairkan investasi atau melakukan re-investasi.

Keuntungan berinvestasi fixed income melalui bank

  1. Keamanan dan kemudahan
    Berinvestasi melalui bank biasanya lebih aman karena diawasi oleh otoritas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, bank menawarkan kemudahan dalam proses pembelian dan pencairan instrumen fixed income.

  2. Diversifikasi portofolio
    Dengan berbagai instrumen fixed income yang ditawarkan, Anda dapat mendiversifikasikan portofolio investasi Anda untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan.

  3. Pendapatan tetap
    Seperti namanya, fixed income menawarkan pendapatan yang konsisten dalam bentuk bunga atau kupon, yang dapat memberikan arus kas tetap bagi investor, terutama bagi mereka yang mencari stabilitas dalam keuangan.

  4. Dukungan profesional
    Bank menyediakan layanan profesional melalui manajer investasi atau petugas bank yang dapat memberikan saran yang tepat mengenai strategi investasi Anda.

Risiko berinvestasi fixed Income

Meskipun fixed income dianggap sebagai investasi yang relatif aman, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan, seperti risiko kredit (ketidakmampuan penerbit obligasi membayar utang), risiko inflasi (nilai riil imbal hasil berkurang akibat inflasi), dan risiko likuiditas (kemungkinan kesulitan mencairkan investasi sebelum jatuh tempo).

Baca juga: Pengertian dan manfaat sukuk atau obligasi syariah

Baca juga: Pengertian reksadana beserta jenis-jenisnya

Baca juga: Apa yang dimaksud Surat Utang Negara atau SUN?