Pemkot Yogyakarta promosikan Kampung Wisata Cokrodiningratan
17 September 2024 10:11 WIB
Ilustrasi - Sejumlah peserta mengikuti kirab Merti Code di Cokrodiningratan, Yogyakarta, Minggu (10/7). Kirab yang diikuti ratusan warga dengan menampilkan berbagai kesenian tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME atas rezeki yang diperoleh serta mengajak masyarakat untuk melestarikan dan menjaga kebersihan Sungai Code. FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A/ss/ama/11 (.)
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan branding Kampung Wisata Cokrodiningratan yang berlokasi di kawasan penyangga Sumbu Filosofi, Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa, mengatakan selain berada di lokasi strategis di pusat Kota Yogyakarta, Kampung Wisata Cokrodiningratan telah masuk nominasi kampung wisata terbaik di Indonesia.
"(Kampung Wisata Cokrodiningratan) telah berhasil masuk nominasi 100 besar kampung wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024," ujar dia.
Branding sebagai upaya memperkuat identitas kampung wisata itu dilakukan Pemkot Yogyakarta dengan meluncurkan logo baru "Kasaningrat" di kawasan Malioboro, Yogyakarta pada Sabtu (14/9).
Wahyu mengatakan dalam logo tersebut terdapat enam elemen visual yakni cakra, bunga teratai, labi-labi, burung, manuk beri, dan riak air yang masing-masing memiliki makna mendalam serta menghubungkan identitas kampung dengan filosofi kehidupan dan lingkungan masyarakat setempat.
Slogan "Pelestari Lingkungan dan Pengawal Keberagaragaman" juga turut disematkan untuk kampung wisata itu.
"Slogan ini memiliki makna bahwa Kampung Wisata Cokrodiningratan menawarkan paket wisata dengan semangat pelestarian lingkungan dan menandakan keharmonisan antarumat beragama," ucap dia.
Wahyu menyebut upaya branding tersebut sebagai strategi baru memperkuat pemasaran pariwisata di Kota Gudeg.
"Semoga branding ini turut mempromosikan Kampung Wisata Cokrodiningratan sebagai salah satu alternatif wisata dengan keunikan pengalaman yang ditawarkan," ujar dia.
Ketua Kampung Wisata Cokrodiningratan, Ambarwati menyebutkan beberapa daya tarik yang dimiliki Kampung Wisata Cokrodiningratan antara lain sekolah sungai, konservasi bulus, serta kreasi seni yang berasal dari daur ulang sampah.
"Kami juga memiliki daya tarik wisata religi seperti Gereja Saint Albertus Magnus Catholic dan Klenteng Kwan Tee Kiong atau yang dikenal sebagai Klenteng Poncowinatan yang merupakan Kelenteng tertua di Yogyakarta," kata dia.
Selain itu, ada pula paket wisata kasaningrat seperti Tour de Kasaningrat yang mengajak wisatawan berjalan mengelilingi kampung ini.
Ada dua rute dalam paket wisata itu yakni rute sumur naga dan rute pamoelangan dengan durasi selama tiga jam.
Untuk rute sumur naga, wisatawan akan diajak melihat situs sumur naga, kemudian melintas di jembatan Gondolayu, Tugu Jogja, Klenteng Poncowinata, lalu menuju kompleks Pecinan Kranggan.
Sementara untuk rute pamoelangan, kata Ambarwati, wisatawan bakal diajak menuju ke Taman Robin, wisata Code, eks Princess Juliana School, eks Holand Indich School, eks Kweekschool, dan eks indische area.
Tidak ketinggalan, dua kuliner andalan Kasaningrat juga tersaji di kawasan itu yakni tongseng dan sate bulus yang memiliki cita rasa khas turun temurun dengan rempah- rempah pilihan.
"Selain itu juga ada peyek kebak dengan rasa tradisional 'khas Yogyakarta dan aneka olahan sawo seperti kue sus fla," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya kembangkan 35 kampung tematik tarik wisata
Baca juga: Yogyakarta minta masyarakat pilih angkutan wisata berkeselamatan
Baca juga: Bantul siapkan sistem informasi pengelolaan kawasan sumbu filosofi
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa, mengatakan selain berada di lokasi strategis di pusat Kota Yogyakarta, Kampung Wisata Cokrodiningratan telah masuk nominasi kampung wisata terbaik di Indonesia.
"(Kampung Wisata Cokrodiningratan) telah berhasil masuk nominasi 100 besar kampung wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024," ujar dia.
Branding sebagai upaya memperkuat identitas kampung wisata itu dilakukan Pemkot Yogyakarta dengan meluncurkan logo baru "Kasaningrat" di kawasan Malioboro, Yogyakarta pada Sabtu (14/9).
Wahyu mengatakan dalam logo tersebut terdapat enam elemen visual yakni cakra, bunga teratai, labi-labi, burung, manuk beri, dan riak air yang masing-masing memiliki makna mendalam serta menghubungkan identitas kampung dengan filosofi kehidupan dan lingkungan masyarakat setempat.
Slogan "Pelestari Lingkungan dan Pengawal Keberagaragaman" juga turut disematkan untuk kampung wisata itu.
"Slogan ini memiliki makna bahwa Kampung Wisata Cokrodiningratan menawarkan paket wisata dengan semangat pelestarian lingkungan dan menandakan keharmonisan antarumat beragama," ucap dia.
Wahyu menyebut upaya branding tersebut sebagai strategi baru memperkuat pemasaran pariwisata di Kota Gudeg.
"Semoga branding ini turut mempromosikan Kampung Wisata Cokrodiningratan sebagai salah satu alternatif wisata dengan keunikan pengalaman yang ditawarkan," ujar dia.
Ketua Kampung Wisata Cokrodiningratan, Ambarwati menyebutkan beberapa daya tarik yang dimiliki Kampung Wisata Cokrodiningratan antara lain sekolah sungai, konservasi bulus, serta kreasi seni yang berasal dari daur ulang sampah.
"Kami juga memiliki daya tarik wisata religi seperti Gereja Saint Albertus Magnus Catholic dan Klenteng Kwan Tee Kiong atau yang dikenal sebagai Klenteng Poncowinatan yang merupakan Kelenteng tertua di Yogyakarta," kata dia.
Selain itu, ada pula paket wisata kasaningrat seperti Tour de Kasaningrat yang mengajak wisatawan berjalan mengelilingi kampung ini.
Ada dua rute dalam paket wisata itu yakni rute sumur naga dan rute pamoelangan dengan durasi selama tiga jam.
Untuk rute sumur naga, wisatawan akan diajak melihat situs sumur naga, kemudian melintas di jembatan Gondolayu, Tugu Jogja, Klenteng Poncowinata, lalu menuju kompleks Pecinan Kranggan.
Sementara untuk rute pamoelangan, kata Ambarwati, wisatawan bakal diajak menuju ke Taman Robin, wisata Code, eks Princess Juliana School, eks Holand Indich School, eks Kweekschool, dan eks indische area.
Tidak ketinggalan, dua kuliner andalan Kasaningrat juga tersaji di kawasan itu yakni tongseng dan sate bulus yang memiliki cita rasa khas turun temurun dengan rempah- rempah pilihan.
"Selain itu juga ada peyek kebak dengan rasa tradisional 'khas Yogyakarta dan aneka olahan sawo seperti kue sus fla," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya kembangkan 35 kampung tematik tarik wisata
Baca juga: Yogyakarta minta masyarakat pilih angkutan wisata berkeselamatan
Baca juga: Bantul siapkan sistem informasi pengelolaan kawasan sumbu filosofi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: