Nay Pyi Taw (ANTARA News) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengemukakan keyakinan atas kemampuan rakyat Thailand untuk mengatasi kesulitan saat ini, dan siap untuk menawarkan bantuan berdasarkan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Piagam ASEAN.

"Negara-negara anggota ASEAN...siap untuk memberikan segala bentuk bantuan yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip dalam Piagam ASEAN," demikian pernyataan bersama para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN di Nay Pyi Taw, Minggu.

Negara-negara ASEAN juga menegaskan kembali Pernyataan Pemimpin ASEAN terkait dengan perkembangan di Kerajaan Thailand yang dikeluarkan di Tokyo pada 14 Desember 2013 serta menggarisbawahi keperluan proses demokrasi untuk mengembalikan penegakan hukum, mempromosikan rekonsiliasi nasional dan mengembalikan kondisi normal di Thailand selaras dengan keinginan dan kepentingan rakyat Thailand.

Menurut para Menlu, ASEAN mengikuti dengan seksama perkembangan terbaru di Thailand dan menekankan dukungan penuhnya pada penyelesaian damai untuk mengatasi tantangan yang ada melalui suatu dialog yang sepenuhnya menghormati ketentuan hukum dan prinsip demokrasi.

Sementara itu laporan media menyebutkan para pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand pada Jumat (9/5) menuju ke berbagai lokasi di ibu kota Bangkok sebagai awal dari "pertempuran terakhir" yang dijanjikan untuk menggulingkan pemerintah sementara dan mewujudkan reformasi sebelum pemilihan umum.

Ribuan warga Bangkok Jumat turun ke jalan menuntut pembubaran pemerintah sementara, penundaan pemilihan umum, dan reformasi untuk mengakhiri pengaruh keluarga Shinawatra.

Pemerintah sementara di Thailand terbentuk setelah pengadilan tinggi memberhentikan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dari jabatannya terkait dugaan korupsi.

Pemerintah baru tersebut berencana menyelenggarakan pemilihan umum pada 20 Juli.

Thaksin dan keluarganya digambarkan oleh kelompok oposisi sebagai tokoh kapitalis yang korup. Namun Thaksin di sisi lain juga merupakan tokoh yang sangat populer di kalangan masyarakat pedesaan saat menjabat sebagai perdana menteri pada 2001 sampai 2006.

Thaksin saat ini berada di pengasingan untuk menghindari hukuman penjara yang diputuskan pada 2008 karena dakwaan penyalahgunaan kekuasaan.

Pada saat yang bersamaan puluhan ribu pendukung Yingluck sedang menuju ke Bangkok untuk berunjuk rasa pada Sabtu (10/5).

Mereka berharap pemerintahan sementara Thailand dapat memenangi pemilihan umum dan mengembalikan partai milik keluarga Shinawatra ke kursi kekuasaan.

Potensi terjadinya bentrokan antara kelompok pendukung keluarga Shinawatra dan oposisi semakin mengkhawatirkan. (G003/KWR)