Ia membeberkan, dari awal berlomba yang harus dilawan adalah diri sendiri dan juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca yang ada di venue.
"Cuaca disini panas sekali, jadi kuncinya adalah harus bersahabat dengan alam untuk bisa menang," kata Odekta usai menerima medali emas di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin.
Lebih lanjut dia membeberkan, seorang pelari harus mampu mengendalikan diri agar tidak berlari terburu-buru.
Baca juga: Odekta koleksi emas lari 5.000 meter dan 10.000 meter
Ia menambahkan, pelari jarak jauh harus memiliki strategi saat berlomba, sehingga tahu kapan harus berusaha kencang dan menunggu momentum.
"Ya tentu harus memiliki strategi untuk berlomba. Jadi otak harus dimaksimalkan saat bertanding," kata perempuan berumur 33 tahun itu.
Namun, tambah dia, rasa syukur setelah meraih hasil terbaik harus tetap diingat sebagai hal utama, sehingga tidak boleh angkuh.
Terkait regenerasi atlet lari jarak jauh, anak dari pasangan Marlin Naibaho dan Manalu Nurcahaya itu mengungkapkan, pertumbuhan atlet sudah cukup baik hingga saat ini.
Dalam pertandingan nomor 10.000 meter, dia mencatatkan waktu 36 menit 39,34 detik dalam 25 putaran atau 25 lap.
Meski berhasil memenangi dua nomor tersebut, Odekta belum mampu memecahkan rekor PON dan nasional yang dipegang satu orang, yakni Triyaningsih dari Jawa Tengah (Jateng).
Pada PON XVIII Riau 2012, atlet Jateng itu mencatatkan 34 menit 21,6 detik, sedangkan rekor nasional tercipta 17 Desember 2009, dengan waktu 32 menit 49,47 detik.
Baca juga: Atletik - Dua wakil DKI Jakarta rebut emas dan perak 800 meter putri
Baca juga: KOI sebut pelari Zohri dan Odekta dipastikan lolos ke Olimpiade Paris