Seni budaya Indonesia tarik perhatian wanita dunia
11 Mei 2014 22:19 WIB
ilustrasi Busana Batik Semarang Model mengenakan pakaian batik gaya modern berbahan sutra pada peragaan busana batik bertema "East Meets West : Special Chinese New Year" di Rumah Batik Danar Hadi, di Semarang, Jateng, Jumat (24/1). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
London (ANTARA News) - Pertunjukan seni budaya Indonesia dalam balutan "A Glimpse of Indonesia Through the Lens of Indonesian Ladies," berupa fashion show kebaya, batik dan tarian menarik perhatian wanita berbagai negara di Roma, Italia.
Pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma menampilkan kesenian tarian Bali dan Jawa Timur serta permainan musik Angklung dalam upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia di kalangan wanita berbagai bangsa bertempat di Wisma Dubes RI di Roma, demikian Pensosbud KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Minggu.
Pertunjukan seni budaya juga dihadiri Dubes Malaysia, Pakistan dan Tunisia, Ketua United Nations Womens Guild cabang Roma dan pejabat FAO, WFP, IFAD, Unidroit, istri dubes ESCAP Group dan ASEAN, murid dari Akademi Mode KOEFIA Italia, jurnalis fashion serta anggota International Womens Club.
Di hadapan para tamu, Wanita Indonesia yang ada di Roma menampilkan fashion show kebaya, batik dan tenun diselingi tari tarian Bali, dan Jawa Timur serta permainan musik Angklung.
Istri Dubes RI Roma, Sonya Parengkuan menyatakan acara digelar untuk memperkenalkan lebih dekat lagi Indonesia di hadapan para sahabat Indonesia di Italia melalui kacamata wanita Indonesia.
Dikatakannya acara promosi budaya didukung wanita Indonesia yang kini telah semakin baik posisinya di dalam masyarakat berkat pendidikan yang menjunjung tinggi persamaan hak perempuan Indonesia.
Persamaan hak merupakan agenda penting pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Convention on the Elimination of All Forms of Discriminations Against Women sejak tahun 1984, ujarnya.
Secara historis sudah banyak tokoh wanita Indonesia yang memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan sekaligus menunjukkan kemampuan wanita Indonesia sejajar dengan laki-laki diantara Tjut Nyak Dien, Tjut Nyak Meutia dari Aceh, Rohana Kudus dari Padang Sumatera Barat, Raden Dewi Sartika dari Jawa Barat, Martha Christina Tiahahu dari Maluku, Nyi Ageng Serang dan R.A. Kartini dari Jawa Tengah.
Dikatakanmya Pemerintah memberikan perhatian untuk meningkatkan pendidikan wanita dan mensejajarkan status sosialnya. Saat ini partisipasi wanita dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi bukanlah sesuatu pemandangan yang aneh di masyarakat Indonesia, ujarnya.
Pada masa kini terdapat berbagai sosok perempuan Indonesia yang telah mencapai kedudukan penting maupun menjabat kedudukan di pos pos strategis di dalam negeri di pemerintahan, di dalam parlemen, di organisasi non pemerintah maupun dalam badan internasional.
Beberapa wanita di Indonesia diantaranya, bahkan termasuk dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia dan dalam mengembangkan potensi dan kekuatan perkembangan bisnis.
Dalam kegiatan KBRI Roma kali ini, keseluruhan peragaan tarian, musik angklung dan fashion show kebaya, batik dan tenun yang didukung istri diplomat dan warga Indonesia serta remaja mendapatkan pujian dari jurnalis dan pelaku mode di Roma karena tampil secara profesional dan original memperlihatkan kekayaan seni budaya nusantara.
Khususnya sebagai upaya mempromosikan Batik Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada bulan Oktober 2009. (*)
Pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma menampilkan kesenian tarian Bali dan Jawa Timur serta permainan musik Angklung dalam upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia di kalangan wanita berbagai bangsa bertempat di Wisma Dubes RI di Roma, demikian Pensosbud KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Minggu.
Pertunjukan seni budaya juga dihadiri Dubes Malaysia, Pakistan dan Tunisia, Ketua United Nations Womens Guild cabang Roma dan pejabat FAO, WFP, IFAD, Unidroit, istri dubes ESCAP Group dan ASEAN, murid dari Akademi Mode KOEFIA Italia, jurnalis fashion serta anggota International Womens Club.
Di hadapan para tamu, Wanita Indonesia yang ada di Roma menampilkan fashion show kebaya, batik dan tenun diselingi tari tarian Bali, dan Jawa Timur serta permainan musik Angklung.
Istri Dubes RI Roma, Sonya Parengkuan menyatakan acara digelar untuk memperkenalkan lebih dekat lagi Indonesia di hadapan para sahabat Indonesia di Italia melalui kacamata wanita Indonesia.
Dikatakannya acara promosi budaya didukung wanita Indonesia yang kini telah semakin baik posisinya di dalam masyarakat berkat pendidikan yang menjunjung tinggi persamaan hak perempuan Indonesia.
Persamaan hak merupakan agenda penting pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi Convention on the Elimination of All Forms of Discriminations Against Women sejak tahun 1984, ujarnya.
Secara historis sudah banyak tokoh wanita Indonesia yang memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan sekaligus menunjukkan kemampuan wanita Indonesia sejajar dengan laki-laki diantara Tjut Nyak Dien, Tjut Nyak Meutia dari Aceh, Rohana Kudus dari Padang Sumatera Barat, Raden Dewi Sartika dari Jawa Barat, Martha Christina Tiahahu dari Maluku, Nyi Ageng Serang dan R.A. Kartini dari Jawa Tengah.
Dikatakanmya Pemerintah memberikan perhatian untuk meningkatkan pendidikan wanita dan mensejajarkan status sosialnya. Saat ini partisipasi wanita dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi bukanlah sesuatu pemandangan yang aneh di masyarakat Indonesia, ujarnya.
Pada masa kini terdapat berbagai sosok perempuan Indonesia yang telah mencapai kedudukan penting maupun menjabat kedudukan di pos pos strategis di dalam negeri di pemerintahan, di dalam parlemen, di organisasi non pemerintah maupun dalam badan internasional.
Beberapa wanita di Indonesia diantaranya, bahkan termasuk dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia dan dalam mengembangkan potensi dan kekuatan perkembangan bisnis.
Dalam kegiatan KBRI Roma kali ini, keseluruhan peragaan tarian, musik angklung dan fashion show kebaya, batik dan tenun yang didukung istri diplomat dan warga Indonesia serta remaja mendapatkan pujian dari jurnalis dan pelaku mode di Roma karena tampil secara profesional dan original memperlihatkan kekayaan seni budaya nusantara.
Khususnya sebagai upaya mempromosikan Batik Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada bulan Oktober 2009. (*)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: