Donetsk, Ukraina (ANTARA News) - Pemungutan suara Minggu dimulai dalam referendum yang diselenggarakan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur untuk memisahkan diri dari sisa bekas republik Sovyet itu, tindakan yang dikecam Amerika Serikat sebagai tidak sah.
Pemungutan suara itu dilakukan saat pertempuran terus berlangsung di Ukraina timur, dengan beberapa ledakan terdengar Sabtu malam di kota Slavyansk ketika pemerintah Kiev berusaha mengusir pemberontak dari kota-kota yang mereka kuasai.
Pemungutan suara itu dilakukan sebagai dua "referendum" di provinsi-provinsi di mana pemberontak menguasai lebih dari 12 kota, menandakan krisis politik yang semakin mendalam di Ukraina, yang membuat hubungan Timur-Barat mencapai titik rendah sejak Perang Dingin berakhir.
Kendati hasil referendum menyetujui pemisahan diri yang mungkin hanya diakui Rusia, tindakan itu akan sangat mengganggu pemilihan presiden Ukraina dua pekan mendatang, yang AS dan Uni Eropa anggap sebagai penting untuk memulihkan stabilitas.
Pasukan Ukraina telah memerangi pemberontak yang dilengkapi senjata yang baik, yang membarikade diri mereka sendiri di kota-kota besar dan kecil di dua provinsi itu di mana pemungtan suara itu diselenggarakan: Donetsk dan Lugansk.
Di Maripol, lokasi pertempurun seru belum lama ini antara pasukan Ukraina dan milisi pro-Rusia, antrian ratsan orang seperti ular menuju tempat-tempat pemungutan suara, kata seorang wartawan AFP di lokasi itu.
"Saya ingin merdeka dari siapapun," kata mantan pekerja pabrik Nikolai Cherepin. "Yugoslavia pecah dan mereka kini hidup senang".
Pemberontak pro Rusia di Ukraina timur selenggarakan referendum
11 Mei 2014 16:10 WIB
Seorang pria pro-Rusia melintas di depan jendela yang rusak di dalam balai kota Mariupol, Ukraina timur, Sabtu (26/4). (REUTERS/Baz Ratner)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: