Ia membeberkan, pengalaman lomba dengan cuaca panas cukup mengiras energi, sebab Robi terbiasa latihan di tempat yang cenderung sejuk seperti di Kota Bandung, Jawa Barat.
"Jadi saya cuma belajar dari pengalaman 5.000 meter kemarin, karena kondisi cuaca disini panas dan angin kencang. Sedangkan saya latihan di Bandung cuaca sangat adem," kata Robi usai meraih medali emas di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.
Lebih lanjut dia membeberkan, PON tahun ini merupakan momentum kedua baginya untuk tampil di ajang yang sama.
Namun, emas yang diraih merupakan perdana dalam karirnya.
"Ini PON kedua, di Papua XX saya mendapat medali perak dan perunggu di masing-masing nomor 1.500 dan 5.000 meter," ujar atlet berumur 26 tahun itu.
Robi bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pelatih, keluarga, dan masyarakat yang telah mendukung selama ini.
"Alhamdulillah saya bersyukur bisa memberikan yang terbaik. Terima kasih juga kepada pelatih di daerah maupun pelatnas dan juga masyarakat Bangka Belitung," ujar dia.
Tim atletik dari Bangka Belitung akhir ya berhasil menggondol medali emas pertama, melalui kaki Robi Syianturi yang berjuang di nomor 10 ribu meter putra, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Dia berhasil mencatatkan waktu 31 menit 1,45 detik
Dia harus bersaing sangat sengit dengan wakil dari Jawa Barat, Rikki Marthin, yang membukukan 31 menit 1,46 detik atau selisih 0,01 detik.
Keduanya saling mendahului sejak awal lomba, hingga menjelang finis.
Tetapi, menjelang akhir Robi seperti menemukan tenaga baru dan menekan rasa lelahnya, karena sorakan penonton yang semakin bergemuruh di stadion.
Sebelumnya, Robi juga sukses meraih medali perak di nomor 1.500 meter dan perunggu di nomor 5 ribu meter, dalam PON XXI. Hasil serupa juga dia dapat saat bertarung di PON Papua XX.
Baca juga: Atletik - Raih emas, Nur Aini: Lawan terberat adalah diri sendiri
Baca juga: Zohri kembali sumbang emas atletik untuk NTB