Sanaa (ANTARA News) - Pria-pria bersenjata yang dicurigai sebagai anggota kelompok Al Qaeda dilaporkan telah menewaskan lima penjaga keamanan serta menawan beberapa lainnya pada Jumat dalam serangan ke pos penjagaan di luar istana kepresidenan Yaman di ibukota Sanaa.

Seorang sumber di kalangan penjaga keamanan mengatakan kepada AFP bahwa Presiden Abdrabuh Mansur Hadi sedang tidak berada di istana ketika serangan terjadi.

Serangan muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Yaman, negara yang tentaranya sedang melancarkan tekanan terhadap para anggota Al Qaeda.

Pria-pria bersenjata "menyerang pos pemeriksaan yang dikawal para penjaga keamanan presiden di Sanaa, menewaskan lima tentara sementara sejumlah lainnya ditawan," kata sumber itu.

Ia menambahkan ada laporan yang belum dipastikan bahwa mereka yang tewas adalah termasuk si penyerang.

Sumber-sumber keamanan serta saksi mata mengatakan bahwa adu tembak pada Jumat itu terjadi selama lebih dari 20 menit.

Sanaa selama berhari-hari berada dalam kondisi siaga dan ketegangan meningkat ketika tentara mengumumkan bahwa pasukan telah memasuki Azzan.

Azzan adalah benteng pertahanan para jihadis di provinsi selatan Shabwa.

Peningkatan ketegangan telah memaksa kedutaan besar Amerika Serikat untuk menutup kantornya pada Kamis.

Pada Kamis larut malam, pasukan keamanan menewaskan komandan Al Qaeda Shayef Mohammed Said al-Shabwani, yang dicurigai sebagai otak penculikan para diplomat Barat. Ia juga diduga terlibat dalam pembunuhan terhadap polisi-polisi.

Al-Shabwani tewas dalam peristiwa tembak-menembak di dekat istana kepresidenan.

Bangunan, yang juga dikenal sebagai istana republiken, itu merupakan markas resmi presiden dan tempat ia berkantor serta menerima tamu-tamunya.

Namun, Presiden Hadi sendiri tidak tinggal di markas tersebut dan sedang tidak berada di tempat ketika serangan Jumat terjadi, kata sumber keamanan.

Sebelumnya pada Jumat, 11 polisi mengalami luka-luka ketika bom meledak dalam sebuah bus di distrik timur ibu kota tempat kedutaan Inggris dan Qatar berada.

Setelah itu pada hari yang sama, menteri pertahanan dan dua pejabat tinggi keamanan disergap ketika iring-iringan mereka kembali dari perjalanan setelah mereka mengunjungi medan pertempuran tempat tentara memerangi para jihadis.

Pihak berwenang mengatakan komandan-komandan Al Qaeda adalah bagian dari lusinan jihadis yang tewas sejak tentara melancarkan serangan 11 hari lalu di selatan, di mana serangan dengan pesawat-pesawat tanpa awak AS tahun ini telah menewaskan sejumlah jihadis.

Kementerian dalam negeri telah memperingatkan bahwa kelompok jihadis akan berupaya melancarkan "aksi-aksi penuh keputusasaan dan histeris" karena mereka mengalami "kekalahan besar" sejak April 29.


Penerjemah: Tia Mutiasari