Saat menghadiri peletakan batu pertama "High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Neo Energy” di Kawasan NEMIE, Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sabtu (14/9/2024), Rusdy memastikan bahwa setiap aliran investasi yang masuk harus berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta ramah lingkungan.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak terkait untuk membangun hubungan komunikasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi dan masyarakat lokal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Agar seluruh pihak bersatu, bersinergi dan berkolaborasi untuk menjadikan industri sebagai tonggak membangun peradaban bangsa menuju cita-cita Indonesia Emas 2045, yang bermula dari Negeri Seribu Megalit Provinsi Sulawesi Tengah," katanya.
Proyek baterai HPAL Neo Energy itu diharapkan akan mampu menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120 ribu metrik ton per tahun.
Semua operasional di kawasan akan menggunakan 100 persen energi terbarukan, termasuk tenaga air dan surya, yang menjadikannya praktik industri ramah lingkungan di Indonesia.
Baca juga: Pameran industri Sulteng Expo akan dibuka Selasa
Baca juga: Kemenperin-Pemkab Morowali menyiapkan beasiswa cetak SDM unggul
Baca juga: Kementerian PUPR susun masterplan pengembangan wilayah KI Morowali