Hanya saja ia masih menyayangkan terlambatnya soft tenis masuk ke dalam PON karena PP Pesti sudah berusia lebih dari 20 tahun, namun soft tenis baru bisa dipertandingkan dalam ajang olahraga nasional itu pada 2024.
“Inilah kira-kira faktualnya. Makanya, dipertandingkannya soft tenis kali ini merupakan suatu hal yang bisa saya katakan, kemajuan yang sangat besar bagi Indonesia,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya tengah berupaya untuk kembali memperluas pengenalan cabang olahraga asal Jepang tersebut melalui beberapa cara, salah satunya dengan menjadikan soft tenis menjadi olahraga ekstrakurikuler di sekolah-sekolah.
“Kami bisa atau harus bekerja sama dengan Dinas Pendidikan di setiap provinsi maupun kabupaten/kota agar olahraga ini bisa dijadikan olahraga ekstrakurikuler di tingkat SMP, SMA, hingga perguruan tinggi,” ucapnya.
Selain itu, juga bersamaan untuk meningkatkan kualitas atlet melalui turnamen, PP Pesti menggelar Kejuaraan Nasional Soft Tenis di tiga tempat, yakni Indonesia wilayah barat, tengah, dan timur.
Baca juga: PP Pesti beri 1.000 raket guna perluas sosialisasi soft tenis
Baca juga: Soft tenis - Gusti Jaya akui terkejut bisa sabet emas tunggal putra
Baca juga: Soft tenis - Allif Nafiiah persembahkan emas kepada Jawa Tengah