"Bandara Soekarno - Hatta merupakan arus keluar masuk warga dari Timur Tengah. Maka warga Kota dan Kabupaten Tangerang sangat rentan, begitu juga pekerja," kata Ade Rusmiati di Tangerang, Jumat.
Hingga kini, belum ada laporan warga Kota dan Kabupaten Tangerang yang positif dinyatakan menderita suspect penyakit MERS.
Namun demikian, warga diminta agar tetap waspada. Apalagi, virus Mers belum memiliki obatnya. Jadi, tergolong berbahaya dan patut diwaspadai.
Pekerja di Bandara Soekarno - Hatta yang rawan terkena virus Mers yakni pramugari, ground staf, petugas trolly dan pengemudi taksi.
PT Angkasa Pura II, lanjutnya, harus melakukan upaya untuk mencegah masuknya virus Mers. Meski saat ini telah dilakukan dengan pemindai temperatur tubuh.
"Walaupun sudah ada cara pemindai temperatur tubuh, namun perlu langkah - langkah lainnya karena hal itu memungkinkan adanya penderita yang lolos," katanya.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Indri Bevy mengatakan, pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada 32 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan kepala Puskesmas.
Tujuannya adalah agar dapat disosialisasikan dan pahami kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan penularan Mers.
"Dari sosialsiasi ini kita harap mereka bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat dan calon jamaah haji atau umroh," jelasnya.
Dua RSUD di Provinsi Banten, disiapkan untuk menampung pasien suspect penyakit Mers yakni RSUD Kabupaten Tangerang dan RSUD Serang.
Dengan kelengkapan sarana seperti ruang isolasi, tenaga medis terlatih, maka dapat dipastikan bila kedua RSUD tersebut siap untuk menampung pasien suspect penyakit Mers.
Dari total 28 dokter spesialis paru - paru yang tergabung dalam PDPI Banten, terdapat enam dokter yang disiapkan untuk menangani pasien suspect penyakit MERS.
(KR-AIF/R010)