New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS bervariasi terhadap mata uang utama pada Kamis (Jumat pagi WIB) dan naik terhadap euro, setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengindikasikan bank sentral mungkin memperlonggar kebijakan moneternya pada Juni jika diperlukan.

Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada 0,25 persen pada pertemuan kebijakan moneter reguler yang diadakan Kamis.

Euro jatuh dari tertinggi dua tahun lebih terhadap dolar, karena Draghi setelah pertemuan mengatakan bahwa "dewan gubernur nyaman dengan tindakan pada waktu berikutnya, tetapi sebelumnya kami ingin melihat proyeksi staf yang akan keluar pada awal Juni."

Ketua Federal Reserve Janet Yellen menegaskan kembali sikap kebijakan bank sentral AS dalam kesaksiannya Kamis di hadapan Komite Anggaran Senat, mengatakan bahwa kebijakan akomodatif tingkat tinggi akan tetap dibenarkan. Dolar menanggapi sedikit nada "dovish" Yellen tersebut.

Sementara itu, yen Jepang melemah didorong data dari Tiongkok. Ekspor Tiongkok naik 0,9 persen tahun ke tahun pada April dan impor naik 0,8 persen, berbalik naik dari kemerosotan besar di bulan sebelumnya, data bea cukai Tiongkok menunjukkan Kamis.

Di sisi ekonomi, jumlah orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran awal pada pekan lalu turun 26.000 ke disesuaikan musiman 319.000, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,3853 dolar dari 1,3916 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris turun menjadi 1,6943 dolar dari 1,6960 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,9376 dolar dari 0,9340 dolar .

Dolar AS dibeli 101,49 yen Jepang, lebih rendah dari 101,78 yen pada sesi sebelumnya. Greenback naik menjadi 0,8794 franc Swiss dari 0,8759 franc Swiss dan bergerak turun menjadi 1,0820 dolar Kanada dari 1,0895 dolar Kanada. Demikian laporan Xinhua.

(A026/S004)