"Menciptakan transformasi menurutnya bisa dilakukan jika seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk menemukan equilibrium dinamic di tengah dinamika yang ada di lingkungannya," kata Khofifah saat menjadi narasumber dalam Pascasarjana Unair bertajuk "Deep Talks! Menjadi Kepala Daerah Idaman 2024" di kampus setempat, Sabtu.
Baca juga: Unair kukuhkan 1.623 mahasiswa baru pascasarjana
Maka, kondisi mencapai equilibrium dinamic itu penting. Hal itu, katanya, butuh perspektif dan butuh daya rekat di antara semuanya agar timbul rasa saling memahami, saling percaya dan saling menghormati.
Equilibrium dinamic tersebut, lanjutnya, sangat dibutuhkan, terutama agar tercipta kerja sama yang harmoni dengan semua lini. Hal itu penting dibangun agar terjadi kesepahaman, persamaan persepsi, dan juga kesamaan visi.
Untuk mewujudkannya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang saja. Melainkan pemimpin harus membentuk superteam.
“Tidak bisa kerja sendiri-sendiri, harus dibangun superteam. Misalnya, di sektor pertanian ada superteam sendiri, kemudian di sektor peternakan ada sendiri, dan seterusnya. Mereka harus sama-sama membangun kolaborasi yang substantif,” ujarnya.
Pada seluruh mahasiswa pascasarjana, Ketua Umum PP Muslimat NU ini menjelaskan bahwa selama memimpin Jawa Timur ia sering turun ke lapangan bersama dengan para frontliner di sektor layanan publik.
Ia turun langsung mengecek bagaimana layanan publik dijalankan. Misalnya, layanan pajak kendaraan di Samsat maupun di kantor pelayanan perizinan dan investasi.
Baca juga: Jadwal pendaftaran pascasarjana Unair 2024/2025 beserta persyaratannya
Baca juga: Wali Kota Surabaya terima penghargaan bidang pendidikan dari Unair
Hal itu menjadikan transformasi layanan publik yang cukup signifikan untuk mewujudkan kelayakan jalan yang berada di bawah kewenangan provinsi. Mengingat ada jalan nasional dan jalan kabupaten.