PON Aceh Sumut 2024
Aldila ingatkan rekan-rekannya perjuangan mereka di PON masih panjang
14 September 2024 15:03 WIB
Jessy Rompies, Beatrice Gumulya, Janice Tjen, dan Aldila Sutjiadi (ki-ka) berfoto bersama setelah upacara penghormatan pemenang cabang tenis nomor beregu putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara di lapangan tenis komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024). (ANTARA/RAUF ADIPATI)
Banda Aceh (ANTARA) - Petenis Jawa Timur (Jatim), Aldila Sutjiadi, mengingatkan kepada rekan-rekannya bahwa perjuangan mereka pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 masih panjang, setelah mereka berhasil meraih medali emas nomor beregu putri, Sabtu.
Jatim memastikan medali emas itu berkat kemenangan 2-0 atas Jakarta pada final yang dimainkan di lapangan tenis komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Pada laga pertama, Beatrice Gumulya menang dua set langsung 6-4, 6-2 atas Deria Nur Haliza, sedangkan pada laga kedua, Janice Tjen menang 6-0, 3-0 setelah lawannya Fitriani Sabatini mengundurkan diri dari pertandingan karena masalah kesehatan.
“Pastinya kami sangat senang bisa memperoleh emas beregu di tim putri, dan ini memang sudah ditargetkan sejak awal, dan Puji Tuhan kami bisa mencapainya. Tapi masih ada babak perorangan, jadi hari ini kami selebrasi, tapi besok kami akan kembali berjuang,” kata Aldila saat ditemui usai upacara penghormatan pemenang.
Dominasi Jatim sama sekali tidak mengherankan, sebab mereka diperkuat para petenis berkaliber nasional. Selain Aldila, Beatrice, dan Janice, Jatim juga diperkuat Jessy Rompies.
Baca juga: Tenis - Jatim tanpa hambatan kawinkan medali emas beregu putra-putri
Beatrice menyadari bahwa kekuatan mereka cukup jauh dengan para pesaingnya. Namun atlet 33 tahun itu menilai keberhasilan mereka menjadi juara di PON kali ini lebih didasari pada persiapan yang matang, termasuk dengan mengikuti berbagai kompetisi di luar negeri.
“Mungkin memang dari faktor persiapannya juga, kami sudah persiapan untuk pertandingan-pertandingan dari sebelumnya. Mungkin kan beberapa tahun belakangan ini di Indonesia juga agak kurang pertandingan, tapi memang kebetulan kami juga dapat dukungan dari Jawa Timur, bisa bertanding ke luar, jadi memang itu salah satu kunci kami untuk sukses,” ujar Beatrice yang juga sering bermain di nomor ganda putri bersama Jessy itu.
Bertanding di Provinsi Aceh yang mensyaratkan busana lebih tertutup untuk para atlet putri juga menjadi salah satu tantangan bagi para petenis. Pada pertandingan-pertandingan tenis selama PON XXI Aceh-Sumut 2024, para petenis putri mengenakan legging untuk menutupi kakinya.
Walau harus membiasakan diri dengan peraturan busana yang ada, Jessy menilai ia dan rekan-rekannya sudah melakukan adaptasi yang cukup.
“Kalau cuaca sih memang kami kan biasanya pakai pakaian yang tidak panjang, adaptasinya juga cukup lumayan, panas pastinya gitu kan pakai (busana) panjang-panjang. Tapi kami semua sudah mencoba pakai baju yang panjang jadi sudah oke lah,” pungkas Jessy.
Jatim merupakan juara bertahan untuk cabang olahraga tenis di PON. Pada PON XX Papua 2021, Jatim menyapu bersih ketujuh medali emas dari cabang olahraga ini.
Baca juga: Aldila Sutjiadi: Pakaian pelapis tak ganggu pergerakan saat tanding
Jatim memastikan medali emas itu berkat kemenangan 2-0 atas Jakarta pada final yang dimainkan di lapangan tenis komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Pada laga pertama, Beatrice Gumulya menang dua set langsung 6-4, 6-2 atas Deria Nur Haliza, sedangkan pada laga kedua, Janice Tjen menang 6-0, 3-0 setelah lawannya Fitriani Sabatini mengundurkan diri dari pertandingan karena masalah kesehatan.
“Pastinya kami sangat senang bisa memperoleh emas beregu di tim putri, dan ini memang sudah ditargetkan sejak awal, dan Puji Tuhan kami bisa mencapainya. Tapi masih ada babak perorangan, jadi hari ini kami selebrasi, tapi besok kami akan kembali berjuang,” kata Aldila saat ditemui usai upacara penghormatan pemenang.
Dominasi Jatim sama sekali tidak mengherankan, sebab mereka diperkuat para petenis berkaliber nasional. Selain Aldila, Beatrice, dan Janice, Jatim juga diperkuat Jessy Rompies.
Baca juga: Tenis - Jatim tanpa hambatan kawinkan medali emas beregu putra-putri
Beatrice menyadari bahwa kekuatan mereka cukup jauh dengan para pesaingnya. Namun atlet 33 tahun itu menilai keberhasilan mereka menjadi juara di PON kali ini lebih didasari pada persiapan yang matang, termasuk dengan mengikuti berbagai kompetisi di luar negeri.
“Mungkin memang dari faktor persiapannya juga, kami sudah persiapan untuk pertandingan-pertandingan dari sebelumnya. Mungkin kan beberapa tahun belakangan ini di Indonesia juga agak kurang pertandingan, tapi memang kebetulan kami juga dapat dukungan dari Jawa Timur, bisa bertanding ke luar, jadi memang itu salah satu kunci kami untuk sukses,” ujar Beatrice yang juga sering bermain di nomor ganda putri bersama Jessy itu.
Bertanding di Provinsi Aceh yang mensyaratkan busana lebih tertutup untuk para atlet putri juga menjadi salah satu tantangan bagi para petenis. Pada pertandingan-pertandingan tenis selama PON XXI Aceh-Sumut 2024, para petenis putri mengenakan legging untuk menutupi kakinya.
Walau harus membiasakan diri dengan peraturan busana yang ada, Jessy menilai ia dan rekan-rekannya sudah melakukan adaptasi yang cukup.
“Kalau cuaca sih memang kami kan biasanya pakai pakaian yang tidak panjang, adaptasinya juga cukup lumayan, panas pastinya gitu kan pakai (busana) panjang-panjang. Tapi kami semua sudah mencoba pakai baju yang panjang jadi sudah oke lah,” pungkas Jessy.
Jatim merupakan juara bertahan untuk cabang olahraga tenis di PON. Pada PON XX Papua 2021, Jatim menyapu bersih ketujuh medali emas dari cabang olahraga ini.
Baca juga: Aldila Sutjiadi: Pakaian pelapis tak ganggu pergerakan saat tanding
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: