Pakar ingatkan "babak baru" ancaman penerbangan sipil
8 Mei 2014 18:08 WIB
Seorang instruktur dari kamp pelatihan pengawal Konsultan Keamanan/Garda Khusus Tianjiao mendorong rahang seorang pelajar sementara para peserta memperhatikan demonstrasi tempur jarak dekat untuk keselamatan penerbangan di dalam sebuah model pesawat jet komersil di sebuah pusat pelatihan awak kabin di pinggiran kota Beijing, China,(18/3).(REUTERS/Jason Lee)
Jakarta (ANTARA News) - Penasehat Senior di Organisasi Internasional Penerbangan Sipil (ICAO) Prof. Dr. L. Weber mengingatkan ancaman kejahatan terhadap penerbangan sipil telah berubah dari yang bersifat "tradisional" ke berbagai modus baru, salah satunya dengan melibatkan zat biologi, kimia dan nuklir (BCN).
"Tantangan di ancaman-ancaman baru dalam penerbangan yang membahayakan keselamatan, oknum penumpang membawa zat-zat biology, chemical, and nuclear (BCN)," kata Weber pada Seminar Kemanan Penerbangan bertema "Modernisasi Kebijakan Global ICAO dan Program Keamanan Penerbangan Berbasis Aplikasi Teknologi Modern" di Jakarta, Kamis.
Ancaman-ancaman baru itu diidentifikasi ICAO dari berbagai kejadian secara global, dan menjadi dasar kebijakan organisasi yang beranggotakan 191 negara anggota itu dalam menentukan rencana aksi ke depan.
Weber melanjutkan, ancaman baru itu juga terdeteksi dengan modus pelaku kejahatan menyimpan alat peledak di bagian tubuh yang sulit terdeteksi.
Salah satu contohnya, alat peledak tersebut dibawa dan disimpan di sepatu atau celana pelaku.
"Pelaku menaruh bom di sepatunya. Ini ancaman dari pelaku-pelaku bom bunuh diri," ujarnya.
"Tantangan di ancaman-ancaman baru dalam penerbangan yang membahayakan keselamatan, oknum penumpang membawa zat-zat biology, chemical, and nuclear (BCN)," kata Weber pada Seminar Kemanan Penerbangan bertema "Modernisasi Kebijakan Global ICAO dan Program Keamanan Penerbangan Berbasis Aplikasi Teknologi Modern" di Jakarta, Kamis.
Ancaman-ancaman baru itu diidentifikasi ICAO dari berbagai kejadian secara global, dan menjadi dasar kebijakan organisasi yang beranggotakan 191 negara anggota itu dalam menentukan rencana aksi ke depan.
Weber melanjutkan, ancaman baru itu juga terdeteksi dengan modus pelaku kejahatan menyimpan alat peledak di bagian tubuh yang sulit terdeteksi.
Salah satu contohnya, alat peledak tersebut dibawa dan disimpan di sepatu atau celana pelaku.
"Pelaku menaruh bom di sepatunya. Ini ancaman dari pelaku-pelaku bom bunuh diri," ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: