PON Aceh Sumut 2024
Wushu - Latihan tanpa henti kunci Jessie Djalimin sabet emas wing chun
13 September 2024 19:15 WIB
Atlet Jawa Timur Jessie Djalimin tampil dalam nomor taolu wing chun butterfly sword putri cabang olahraga wushu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (13/9/2024). (ANTARA/Fathur Rochman)
Deli Serdang, Sumatera Utara (ANTARA) - Atlet Jawa Timur Jessie Djalimin mengungkapkan latihan keras tanpa henti menjadi kunci dirinya menyabet medali emas nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri wushu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.
"Kita dari Pra-PON kemarin sampai sekarang latihannya nonstop," ujar Jessie usai prosesi pengalungan medali di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat.
Jessie mengatakan proses persiapan untuk PON ini tidak jarang membawa dirinya pada titik emosional. Latihan yang dilakukan dirasa begitu berat hingga terkadang membuatnya merasa kewalahan.
Namun, latihan keras yang dijalaninya tersebut menjadi bagian dari proses yang harus dihadapi untuk mencapai performa terbaik di PON XXI Aceh-Sumut.
"Latihannya sampai nangis-nangis, overthinking jurusnya ini itu," kata dia. Baca juga: Wushu Jawa Timur kawinkan emas wing chun putra dan putri
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah mengatasi masalah mental. Untuk itu, dirinya terus berlatih tanpa henti dan percaya bahwa konsistensi dalam latihan adalah cara terbaik untuk menguatkan mentalnya.
Selain menjalani latihan rutin, Jessie juga mengatakan tim wing chun Jawa Timur mendapatkan bimbingan dari pelatih asing yang turut memberikan dampak positif pada perkembangan latihannya.
Pelatih tersebut, kata dia, memberikan sejumlah perubahan pada gerakan dasar serta teknik bela diri, yang kemudian diadopsi dalam penampilannya saat PON kali ini.
"Pasti gerakan dasar banyak yang diubah, terus teknik bela dirinya juga dikasih tahu caranya," ujar dia.
Penampilannya semakin solid berkat wejangan dari pelatih sebelum bertanding. Sang pelatih mengingatkan agar dirinya tetap tampil tenang dan memperlakukan pertandingan layaknya seperti sesi latihan.
Baca juga: Wushu - Alisya Mellynar tahan sakit saat kunci emas taijiquan putri
"Intinya jangan gugup. Mainnya kayak biasa saja. Bertanding seperti berlatih, dan berlatih seperti bertanding," kata dia.
Jessi mengunci medali emas nomor taolu wing chun wooden dummy dan wing chun butterfly sword putri setelah mengoleksi nilai total 18.469. Gadis 17 tahun itu mencatatkan nilai 9.246 untuk wing chun wooden dummy dan 9.223 untuk wing chun butterfly sword.
Jessi tampil meyakinkan saat "menaklukkan" boneka kayu di nomor wing chun wooden dummy. Kelincahan tangan dan kakinya saat menghantam kayu-kayu tersebut sukses membuatnya menjadi yang terbaik.
Begitu pula saat turun di nomor golok kembar. Dia tampil lepas dan penuh percaya diri saat memainkan kedua goloknya. Jurus-jurus yang ditunjukkannya sukses memukau juri dan penonton yang hadir.
Baca juga: Jawa Barat pecah telur usai Tasya Ayu raih emas wushu nanquan putri
"Kita dari Pra-PON kemarin sampai sekarang latihannya nonstop," ujar Jessie usai prosesi pengalungan medali di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat.
Jessie mengatakan proses persiapan untuk PON ini tidak jarang membawa dirinya pada titik emosional. Latihan yang dilakukan dirasa begitu berat hingga terkadang membuatnya merasa kewalahan.
Namun, latihan keras yang dijalaninya tersebut menjadi bagian dari proses yang harus dihadapi untuk mencapai performa terbaik di PON XXI Aceh-Sumut.
"Latihannya sampai nangis-nangis, overthinking jurusnya ini itu," kata dia. Baca juga: Wushu Jawa Timur kawinkan emas wing chun putra dan putri
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah mengatasi masalah mental. Untuk itu, dirinya terus berlatih tanpa henti dan percaya bahwa konsistensi dalam latihan adalah cara terbaik untuk menguatkan mentalnya.
Selain menjalani latihan rutin, Jessie juga mengatakan tim wing chun Jawa Timur mendapatkan bimbingan dari pelatih asing yang turut memberikan dampak positif pada perkembangan latihannya.
Pelatih tersebut, kata dia, memberikan sejumlah perubahan pada gerakan dasar serta teknik bela diri, yang kemudian diadopsi dalam penampilannya saat PON kali ini.
"Pasti gerakan dasar banyak yang diubah, terus teknik bela dirinya juga dikasih tahu caranya," ujar dia.
Penampilannya semakin solid berkat wejangan dari pelatih sebelum bertanding. Sang pelatih mengingatkan agar dirinya tetap tampil tenang dan memperlakukan pertandingan layaknya seperti sesi latihan.
Baca juga: Wushu - Alisya Mellynar tahan sakit saat kunci emas taijiquan putri
"Intinya jangan gugup. Mainnya kayak biasa saja. Bertanding seperti berlatih, dan berlatih seperti bertanding," kata dia.
Jessi mengunci medali emas nomor taolu wing chun wooden dummy dan wing chun butterfly sword putri setelah mengoleksi nilai total 18.469. Gadis 17 tahun itu mencatatkan nilai 9.246 untuk wing chun wooden dummy dan 9.223 untuk wing chun butterfly sword.
Jessi tampil meyakinkan saat "menaklukkan" boneka kayu di nomor wing chun wooden dummy. Kelincahan tangan dan kakinya saat menghantam kayu-kayu tersebut sukses membuatnya menjadi yang terbaik.
Begitu pula saat turun di nomor golok kembar. Dia tampil lepas dan penuh percaya diri saat memainkan kedua goloknya. Jurus-jurus yang ditunjukkannya sukses memukau juri dan penonton yang hadir.
Baca juga: Jawa Barat pecah telur usai Tasya Ayu raih emas wushu nanquan putri
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: