Bantul (ANTARA News) - Komisi Pemilhan Umum (KPU) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga saat ini belum menemukan kendala dalam pemutakhiran daftar pemilih sementara di daerah ini untuk Pemilihan Presiden pada 9 Juli.

"Saat ini teman-teman komisioner KPU sedang monitoring ke lapangan, dan sejauh ini belum ada kendala, mudah-mudahan tidak ada, sehingga proses berjalan lancar," kata Ketua KPU Bantul, Muhammad Johan Komara, Rabu.

Menurut dia, proses pemutakhiran daftar pemilih sementara (DPS) Pilpres dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa dengan pencocokan dan penelitian (coklit) serta verifikasi data terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Legislatif lalu.

Ia mengatakan, jumlah DPT Pileg di Bantul sebanyak 716.246 pemilih, sementara jumlah pemilih pemula atau warga yang berusia 17 tahun terhitung sejak 10 April hingga 9 Juli 2014 diperkirakan sekitar 4.700 orang.

"Proses coklit oleh PPS hanya untuk memastikan orangnya masih ada atau tidak, kelengkapan identitas sudah beres atau belum. Untuk saat ini hasilnya belum tahu karena masih dalam tahapan pemutakhiran di PPS hingga 10 Mei nanti," katanya.

Menurut dia, setelah proses pemutakhiran data selesai, kemudian sesuai tahapan masing-masing PPS akan menetapkan DPS Pilpres pada 11 dan 12 Mei, untuk selanjutnya ditetapkan melalui pleno KPU Bantul pada 13 sampai 19 Mei 2014.

"Setelah itu baru tanggapan dan masukan dari masyarakat terhadap hasil penetapan itu apakah ada warga yang tercecer maupun data ganda. Kemudian perbaikan DPS untuk kemudian proses penyusunan DPT Pilpres," katanya.

Ia mengatakan, proses pemutakhiran daftar pemilih Pilpres dilakukan seperti pada saat Pileg, yakni dengan memperhatikan semua kelengkapan data pemilih mulai dari identitas, tanggal lahir, status perkawinan hingga Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Sementara itu, ditanya terkait kemungkinan penambahan jumlah pada DPT Pilpres di banding dengan DPT Pileg sebanyak 716.246 pemilih, hingga saat ini pihaknya belum memastikan meskipun ada ribuan pemilih pemula yang diverifikasi.

"Memang ada tambahan dari pemilih pemula, namun datanya kan berkembang terus, seperti ada yang meninggal dunia, pindah domisili, kami belum bisa memastikan," katanya.

(KR-HRI/H008)