Menilik kecakapan pewaris keterampilan reparasi porselen di Shandong
12 September 2024 11:55 WIB
Yang Tao menunjukkan paku-paku kecil yang dia buat untuk memperbaiki porselen di studionya di Distrik Zichuan, Kota Zibo, Provinsi Shandong, China timur, pada 8 Mei 2024. (Xinhua/Wang Ying)
Shandong (ANTARA) - Reparasi porselen, kerajinan tradisional China kuno yang menggunakan bor dan paku khusus untuk menambal pecahan porselen, memberikan kehidupan baru pada porselen dan memungkinkannya untuk digunakan kembali.
Yang Tao, generasi kelima dari pewaris keterampilan memperbaiki porselen Yang di Kota Zibo, Provinsi Shandong, China timur, telah mendedikasikan dirinya dalam bidang keterampilan ini selama lebih dari 30 tahun.
"Pada zaman kuno, kami memperbaiki barang porselen hanya untuk digunakan kembali. Namun kini, kerajinan ini dapat menciptakan kembali porselen yang rusak menjadi sebuah karya seni," kata Yang Tao.
Terinspirasi oleh ayah dan kakeknya, Yang sudah tertarik dengan kerajinan ini sejak kecil.
Mainan pertama yang dia dapatkan adalah wadah berisi berbagai peralatan untuk memperbaiki porselen. Dia menjadi seorang ahli reparasi porselen profesional saat berusia 25 tahun dan mulai mengunjungi para master seni ini di berbagai daerah di seluruh China.
Lewat kerja kerasnya selama lebih dari 30 tahun, Yang memperkenalkan berbagai bahan dan teknik baru ke dalam kerajinan tersebut.
Dia menciptakan paku kecil dengan diameter hanya satu milimeter, dan menyusun 72 teknik perbaikan dan 136 prosedur dalam pekerjaannya, sembari merestorasi banyak keterampilan kuno.
Pada 2018, Yang diundang untuk memperbaiki sebuah tong biru berglasir era Dinasti Ming (1368-1644) yang rusak di Museum Ibu Kota China. Pada November 2021, seni memperbaiki porselen di Zibo terdaftar sebagai salah satu warisan budaya takbenda tingkat provinsi di Provinsi Shandong.
Saat ini, dengan berkembangnya industri modern, hanya segelintir orang yang mau mengirimkan barang porselen mereka untuk diperbaiki, sehingga banyak ahli reparasi yang beralih profesi. Hanya para ahli yang sudah berusia senja yang masih bertahan dalam kerajinan ini. Yang Tao berpendapat bahwa kerajinan ini dihadapkan pada kurangnya talenta dan nyaris punah.
Untuk menemukan jalan keluarnya, Yang menilai bahwa nilai tambah dari porselen yang telah direparasi perlu ditingkatkan. Dia pun kini sedang berupaya menciptakan perkakas dan teknik perbaikan baru, yang meningkatkan efisiensi dan membuat kerajinan ini makin terjangkau bagi masyarakat umum.
Yang Tao, generasi kelima dari pewaris keterampilan memperbaiki porselen Yang di Kota Zibo, Provinsi Shandong, China timur, telah mendedikasikan dirinya dalam bidang keterampilan ini selama lebih dari 30 tahun.
"Pada zaman kuno, kami memperbaiki barang porselen hanya untuk digunakan kembali. Namun kini, kerajinan ini dapat menciptakan kembali porselen yang rusak menjadi sebuah karya seni," kata Yang Tao.
Terinspirasi oleh ayah dan kakeknya, Yang sudah tertarik dengan kerajinan ini sejak kecil.
Mainan pertama yang dia dapatkan adalah wadah berisi berbagai peralatan untuk memperbaiki porselen. Dia menjadi seorang ahli reparasi porselen profesional saat berusia 25 tahun dan mulai mengunjungi para master seni ini di berbagai daerah di seluruh China.
Lewat kerja kerasnya selama lebih dari 30 tahun, Yang memperkenalkan berbagai bahan dan teknik baru ke dalam kerajinan tersebut.
Dia menciptakan paku kecil dengan diameter hanya satu milimeter, dan menyusun 72 teknik perbaikan dan 136 prosedur dalam pekerjaannya, sembari merestorasi banyak keterampilan kuno.
Pada 2018, Yang diundang untuk memperbaiki sebuah tong biru berglasir era Dinasti Ming (1368-1644) yang rusak di Museum Ibu Kota China. Pada November 2021, seni memperbaiki porselen di Zibo terdaftar sebagai salah satu warisan budaya takbenda tingkat provinsi di Provinsi Shandong.
Saat ini, dengan berkembangnya industri modern, hanya segelintir orang yang mau mengirimkan barang porselen mereka untuk diperbaiki, sehingga banyak ahli reparasi yang beralih profesi. Hanya para ahli yang sudah berusia senja yang masih bertahan dalam kerajinan ini. Yang Tao berpendapat bahwa kerajinan ini dihadapkan pada kurangnya talenta dan nyaris punah.
Untuk menemukan jalan keluarnya, Yang menilai bahwa nilai tambah dari porselen yang telah direparasi perlu ditingkatkan. Dia pun kini sedang berupaya menciptakan perkakas dan teknik perbaikan baru, yang meningkatkan efisiensi dan membuat kerajinan ini makin terjangkau bagi masyarakat umum.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024
Tags: