Semarang (ANTARA News) - PT Semen Indonesia Tbk membelanjakan modal Rp3,72 triliun untuk pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dengan berkapasitas produksi tiga juta ton per tahun.

Direktur Utama PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, di Semarang, Senin malam, menjelaskan pemancangan tiang pertama pabrik semen di Rembang akan dilakukan pada Juni 2014 menyusul selesainya penyiapan lahan, pengadaan peralatan, dan kegiatan rekacipta (engineering).

"Kami menargetkan pabrik tersebut bisa beroperasi secara komersial pada akhir 2016 untuk memperkuat penetrasi pasar perusahaan kami," katanya.

PT Semen Indonesia yang saat ini menguasai hampir 44 persen pangsa pasar semen nasional, optimistis bahwa dengan selesainya pembangunan pabrik semen baru di sejumlah daerah, termasuk di Rembang, posisinya sebagai pemimpin pasar tetap terjaga.

Dengan investasi sebesar itu, menurut dia, maka biaya investasi per ton semen setara dengan 134,2 dolar AS. Angka ini berada dalam kisaran nilai investasi per ton transaksi sejenis, yakni antara 116,17 dolar AS hingga 264,71 dolar AS.

"Biaya investasi per ton 134,2 dolar AS menunjukkan bahwa pembangunan pabrik semen di Rembang cukup efisien," katanya.

PT Semen Indonesia pada 2008 pernah berniat membangun pabrik semen di Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, namun mendapat protes warga dan sejumlah LSM sehingga mengurungkan rencananya, setidaknya hingga saat ini.

Ia menegaskan pembangunan pabrik di Rembang dikerjakan secara swakelola berdesain pabrik semen yang ramah lingkungan dengan konsumsi listrik dan air yang minim serta memperbanyak ruang hijau.

Selama pembangunan pabrik di Rembang, katanya, jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 3.817 orang, sedangkan kelak bila pabrik sudah beroperasi komersial diperkirakan menyerap 1.100 tenaga kerja, baik pegawai tetap maupun tenaga kerja pendukung.

Dwi menjelaskan dengan ekspansi pembangunan pabrik semen di sejumlah daerah, termasuk di Rembang, maka kapasitas produksi PT Semen Indonesia pada 2016 mencapai 39,3 juta ton dan bertambah lagi menjadi 40,8 juta ton pada 2017.

"Dengan menambah kapasitas produksi, kami tetap menjadi pemimpin pasar sekaligus memastikan bahwa industri semen nasional menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," demikian Dwi Soetjipto.

(A030/A026)