Ekonom Unram sebut pendidikan dan kesehatan kunci peningkatan IPM
12 September 2024 10:50 WIB
Arsip foto - Sejumlah siswi SMP berjalan pulang dari sekolahnya di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (13/7/2020). Pada hari pertama masuk sekolah di sebagian besar satuan pendidikan di wilayah NTB belum melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka dan masih dilakukan dari rumah secara daring atau bentuk lain memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki secara optimal karena kasus COVID-19 di NTB masih tinggi. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.
Mataram (ANTARA) - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Ihsan Ro'is memandang indeks pembangunan manusia atau IPM di Nusa Tenggara Barat masih perlu ditingkatkan melalui pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan serta kesehatan.
"NTB agak unik, di satu sisi pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi indeks pembangunan manusia masuk lima besar terbawah," ujarnya di Mataram, Kamis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan IPM Provinsi NTB pada tahun 2022 sebesar 71,65 poin dan setahun kemudian bergerak ke 72,37 poin. Meski mengalami kenaikan, namun angka itu masih berada di bawah IPM Indonesia yang tercatat sebesar 74,39 poin pada tahun 2023.
Ihsan menuturkan pemberantasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah di Nusa Tenggara Barat tidak hanya bicara ihwal mendongkrak pendapatan masyarakat semata.
Baca juga: Panasonic GOBEL donasi Complete Air Management System (CAMS) untuk lingkungan pendidikan sehat di FT UI
"Beberapa hal juga perlu diperhatikan, misalnya tingkat pendidikan dan kesehatan. Hal ini penting untuk mendongkrak indeks pembangunan manusia," ucapnya.
Pada 2022 hingga 2023, laju pertumbuhan IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat hanya sebesar 0,72 poin.
Indikator umur harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2023 di Nusa Tenggara Barat memiliki tingkat harapan hidup hingga 72,02 tahun. Indikator itu meningkat 0,36 tahun bila dibandingkan tahun 2022.
Sedangkan, indikator harapan lama sekolah mencapai 13,97 tahun pada 2023 mengalami peningkatan 0,01 tahun dibandingkan tahun 2022. Adapun rata-rata lama sekolah mencapai 7,74 tahun dan nilai itu meningkat sebanyak 0,13 tahun bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari dimensi standar hidup layak yang digambarkan oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan terlihat bahwa capaian Provinsi NTB di tahun 2023 sebesar Rp11,10 juta per orang per tahun. Indikator itu meningkat sebanyak Rp414 ribu jika dibandingkan tahun 2022.
Baca juga: Khofifah bertemu Dubes AS bahas kerja sama pendidikan hingga kesehatan
Baca juga: DPR RI desak perbaikan menyeluruh sistem pendidikan dokter spesialis
"NTB agak unik, di satu sisi pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi indeks pembangunan manusia masuk lima besar terbawah," ujarnya di Mataram, Kamis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan IPM Provinsi NTB pada tahun 2022 sebesar 71,65 poin dan setahun kemudian bergerak ke 72,37 poin. Meski mengalami kenaikan, namun angka itu masih berada di bawah IPM Indonesia yang tercatat sebesar 74,39 poin pada tahun 2023.
Ihsan menuturkan pemberantasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah di Nusa Tenggara Barat tidak hanya bicara ihwal mendongkrak pendapatan masyarakat semata.
Baca juga: Panasonic GOBEL donasi Complete Air Management System (CAMS) untuk lingkungan pendidikan sehat di FT UI
"Beberapa hal juga perlu diperhatikan, misalnya tingkat pendidikan dan kesehatan. Hal ini penting untuk mendongkrak indeks pembangunan manusia," ucapnya.
Pada 2022 hingga 2023, laju pertumbuhan IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat hanya sebesar 0,72 poin.
Indikator umur harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2023 di Nusa Tenggara Barat memiliki tingkat harapan hidup hingga 72,02 tahun. Indikator itu meningkat 0,36 tahun bila dibandingkan tahun 2022.
Sedangkan, indikator harapan lama sekolah mencapai 13,97 tahun pada 2023 mengalami peningkatan 0,01 tahun dibandingkan tahun 2022. Adapun rata-rata lama sekolah mencapai 7,74 tahun dan nilai itu meningkat sebanyak 0,13 tahun bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari dimensi standar hidup layak yang digambarkan oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan terlihat bahwa capaian Provinsi NTB di tahun 2023 sebesar Rp11,10 juta per orang per tahun. Indikator itu meningkat sebanyak Rp414 ribu jika dibandingkan tahun 2022.
Baca juga: Khofifah bertemu Dubes AS bahas kerja sama pendidikan hingga kesehatan
Baca juga: DPR RI desak perbaikan menyeluruh sistem pendidikan dokter spesialis
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: