Manchester (ANTARA News) - Dia Manuel Pellegrini, yang tahu dan paham benar dengan ungkapan klasik Latin bahwa takdir (nasib) kerapkali memihak mereka yang bebal hati (fortuna favet fatuis).

Pelatih Manchester City itu jelas-jelas tidak ingin menjadi sosok yang bebal hati. Pellegrini melawan kecenderungan bebal hati dengan menertawakan diri sendiri.

Pellegrini tidak ingin anak asuhannya cepat-cepat berpuas diri, meski The Citizens memiliki modal terbaik sebagai tim yang paling tajam sepanjang sejarah Inggris.

Tidak cepat berpuas diri menjadi salah satu cermin dari pribadi yang bersedia menertawakan diri sendiri.

City baru saja menuai kemenangan 3-2 atas Everton di Goodison Park, lewat gol yang dilesakkan Sergio Aguero (menit ke-22) dan dwigol Edin Dzeko (43' dan 48'). Dua gol Everton diciptakan Ross Barkley (11') dan Romelu Lukaku (65').

Tiga gol yang bersarang ke hawang Everton merupakan gol yang ke-150 di semua ajang kompetisi. Capaian itu melewati rekor gol tim dari kasta teratas Inggris yang ditorehkan oleh Chelsea di edisi paripurna Premier League.

Pelatih asal Chile itu selalu ingin menertawakan diri sendiri, meski City sanggup mencetak 150 gol hanya dari 55 laga.

"Saya berpikir bahwa hal terburuk yang kami lakukan, yakni beranggapan bahwa kami telah menyelesaikan laga Premier League," kata Pellegrini sebagaimana dikutip dari laman Manchester City.

"Kami harus melakoni pertandingan melawan tim yang bakal tampil tanpa beban. Kami harus menyiapkan diri melawan Aston Villa. Pertandingan hari ini merupakan laga tandang terakhir. Saya berharap tim ini tampil makin baik di laga selanjutnya," katanya.

"Kami menang, dan hal itu begitu penting di saat seperti ini. Tekanannya demikian berat, karena kami harus tampil baik dari satu laga ke laga lainnya," kata pelatih berusia 60 tahun itu.