Tetua Baduy harap presiden terpilih bawa kesejahteraan
4 Mei 2014 18:24 WIB
Seba Baduy Ribuan warga Baduy mengikuti prosesi upacara Seba di Pendopo Gubernur Banten, di Serang, Sabtu (3/5). Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun sejak zaman Kasultanan Banten itu dilangsungkan setelah masa panen dengan membagi sebagian hasilnya guna menjalin komunikasi antara warga Baduy dengan pemerintah. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/Koz/pd/14). ()
Lebak, Banten (ANTARA News) - Sejumlah tetua adat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mengharapkan presiden terpilih pada Pemilu Presiden 2014 bisa membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Kami sangat mendukung dan menghormati kepada siapapun yang menjadi presiden nanti," kata Wakil Tetua Adat Baduy Dalam, Ayah Mursid, di Lebak, Minggu. Secara kultural terdapat dua kelompok etnik Baduy, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Ia mengatakan, masyarakat Baduy mendukung Pemilu Presiden 2014 dengan datang ke TPS memakai hak pilih.
Sebab pesta demokarsi bagi warga Baduy tidak bertentangan dengan adat setempat.
Karena itu, masyarakat Baduy akan berpartisipasi memakai hak pilih kepada calon presiden yang diusung berbagai partai politik.
"Kami taat dan patuh kepada presiden yang terpilih nanti hasil Pemilu Presiden itu," ujarnya.
Tetua Pemerintahan Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jaro Dainah, juga berharap presiden terpilih nanti bisa memberikan keamanan dan kesejahteraan. "Kami sangat mencintai ketentraman dan kedamaian," katanya.
Ia juga prihatin atas kekerasan di sejumlah daerah di Tanah Air masih terjadi sehingga aparat kepolisian perlu menindaktegas mereka.
Pembakaran sarana umum dan lembaga pendidikan menjadi korban tindakan anarkisme itu.
Sebagian besar kekerasan tersebut dipicu ketidakpuasaan pada penyelenggaraan pemilihan kepala daerah juga sengketa tanah adat.
Selain itu, kekerasan juga terjadi pada unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat.
"Kami minta presiden memiliki sikap tegas terhadap pelaku anarkisme maupun kekerasan yang bisa merugikan masyarakat," katanya.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.053 jiwa itu menginginkan kehidupan yang damai, aman, tentram.
Sebab selama ini kawasan masyarakat Baduy belum pernah terjadi kekerasan maupun tindakan yang merugikan orang lain.
Bahkan, hingga kini belum ada warga Baduy yang terlibat pelanggaran hukum, semisal penganiayaan maupun pencurian.
Sebetulnya, kata Daenah, tindakan kekerasan dilarang oleh semua agama karena merugikan masyarakat juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi.
"Kami melihat bangsa ini sangat memalukan dengan ada kekerasan dan tindakan anarkisme itu," ujarnya.
"Kami sangat mendukung dan menghormati kepada siapapun yang menjadi presiden nanti," kata Wakil Tetua Adat Baduy Dalam, Ayah Mursid, di Lebak, Minggu. Secara kultural terdapat dua kelompok etnik Baduy, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Ia mengatakan, masyarakat Baduy mendukung Pemilu Presiden 2014 dengan datang ke TPS memakai hak pilih.
Sebab pesta demokarsi bagi warga Baduy tidak bertentangan dengan adat setempat.
Karena itu, masyarakat Baduy akan berpartisipasi memakai hak pilih kepada calon presiden yang diusung berbagai partai politik.
"Kami taat dan patuh kepada presiden yang terpilih nanti hasil Pemilu Presiden itu," ujarnya.
Tetua Pemerintahan Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jaro Dainah, juga berharap presiden terpilih nanti bisa memberikan keamanan dan kesejahteraan. "Kami sangat mencintai ketentraman dan kedamaian," katanya.
Ia juga prihatin atas kekerasan di sejumlah daerah di Tanah Air masih terjadi sehingga aparat kepolisian perlu menindaktegas mereka.
Pembakaran sarana umum dan lembaga pendidikan menjadi korban tindakan anarkisme itu.
Sebagian besar kekerasan tersebut dipicu ketidakpuasaan pada penyelenggaraan pemilihan kepala daerah juga sengketa tanah adat.
Selain itu, kekerasan juga terjadi pada unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat.
"Kami minta presiden memiliki sikap tegas terhadap pelaku anarkisme maupun kekerasan yang bisa merugikan masyarakat," katanya.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.053 jiwa itu menginginkan kehidupan yang damai, aman, tentram.
Sebab selama ini kawasan masyarakat Baduy belum pernah terjadi kekerasan maupun tindakan yang merugikan orang lain.
Bahkan, hingga kini belum ada warga Baduy yang terlibat pelanggaran hukum, semisal penganiayaan maupun pencurian.
Sebetulnya, kata Daenah, tindakan kekerasan dilarang oleh semua agama karena merugikan masyarakat juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi.
"Kami melihat bangsa ini sangat memalukan dengan ada kekerasan dan tindakan anarkisme itu," ujarnya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: