Ketua Keluarga Masyarakat Indonesia (Kamasi) di Selandia Baru, Budi S Putra, dalam surat elektronik yang diterima di Jakarta, Minggu, menyatakan, "Laris manis," sebagai gambaran festival A Taste of Indonesia di Johnsonville Community Centre, Wellington itu.
Aneka kuliner khas Indonesia, di antaranya batagor, empek-empek, gudeg, nasi kuning, soto, ketoprak, bakso, rendang, sate padang, serta puluhan aneka jajanan pasar termasuk lupis, laris terjual.
"Kegiatan ini bagus sekali dan aneka ragam makanan Indonesia kelihatan lezat semua. Saya berharap kegiatan ini bisa diadakan reguler setidaknya dua kali setahun," kata Betty Holden, pemeriksa kesehatan makanan setempat, yang mengecek satu persatu kualitas makanan Indonesia.
Putra yang juga dosen gamelan di berbagai universitas di Selandia Baru, mengatakan, acara itu juga dimeriahkan pagelaran tari piring oleh para pelajar Indonesia di Wellington.
Tidak mau kalah, bule-bule Selandia Baru sangat terampil mengolah nada dari rindik; alat musik bambu dari Bali.
Mereka berkarawitan dengan senang hati dan tidak meminta bayaran, semata-mata karena kecintaannya terhadap Indonesia.
Festival yang kedua kalinya diselenggarakan sejak Oktober 2013 itu dibuka Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Jose Tavarez.
Tidak mau kalah, bule-bule Selandia Baru sangat terampil mengolah nada dari rindik; alat musik bambu dari Bali.
Mereka berkarawitan dengan senang hati dan tidak meminta bayaran, semata-mata karena kecintaannya terhadap Indonesia.
Festival yang kedua kalinya diselenggarakan sejak Oktober 2013 itu dibuka Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Jose Tavarez.