Roma (ANTARA News) - Napoli melewati kejadian-kejadian dramatis menjelang pertandingan dimulai di Stadion Olimpico untuk memenangi Piala Italia kedua mereka dalam rentang waktu tiga tahun, berkat kemenangan 3-1 atas Fiorentina pada Sabtu (3/5).

Kerusuhan menodai persiapan final di mana laporan-laporan yang belum dikonfirmasi mencatatkan setidaknya empat penggemar harus dilarikan ke rumah sakit, ketika pistol-pistol ditembakkan di ibukota saat keributan mulai terjadi.

Berbagai hal yang terjadi di dalam stadion dilakukan oleh penggemar garis keras "Ultras" Napoli, yang sebagian di antaranya melemparkan kembang api ke dalam lapangan, sempat membuat sang raksasa Italia itu memilih tidak bermain, setelah tersebar rumor bawah salah satu pendukung mereka telah ditembak.

Setelah dilakukan diskusi-diskusi antara kapten Napoli Marek Hamsuk dan sosok yang dilaporkan sebagai pemimpin "Ultras," pertandingan dapat dimainkan 45 menit lebih lambat daripada yang sudah dijadwalkan.

Kiper Fiorentina dilaporkan menderita cedera jari pada pekan lalu, sedangkan penyerang Italia Giuseppe Rossi kembali ke bangku pemain cadangan setelah ia dilaporkan masih menjalani proses pemulihan dari cedera lutut.

Dengan tidak adanya sosok yang difungsikan sebagai penyerang, Fiorentina memulai pertandingan, setidaknya di atas kertas, dengan kerugian yang terlihat jelas saat pertandingan memasuki rentang menit ke-16 ketika Lorenzo Insigne membawa Napoli unggul 2-0, yang pertama melalui sepakan melengkungnya yang masuk ke tiang jauh Neto setelah ia mendapat operan dari Hamsik.

Pertahanan Fiorentina nyaris kembali kemasukan tidak lama kemudian, di mana Borja Valero menyapu upaya Gonzalo Higuain dari ancaman.

Peluang Higuain kembali digagalkan beberapa menit kemudian ketika ia meneruskan bola Insigne, namun bola masih melebar.

Napoli menggenggam momentum dan mendapat penghargaannya pada menit ke-16 ketika Insigne menyambar umpan silang dari Higuain setelah ia berlari di sisi kanan, pemain Italia itu kemudian menaklukkan Neto dengan sepakan yang sempat mengenai Nenad Tomovic.

Napoli terlihat menguasai keadaan, namun mereka mampu mengurangi ketingggalan sebelum menit ke-30.

Bola panjang dari lapangan tengah yang ditujukan kepada penyerang Josip Ilicic, yang diteruskan ke jalur lari Juan Vargas, dan ketika pertahanan pertahanan Napoli menanti bendera tanda offside diangkat, namun Vargas mampu menyamakan kedudukan, saat ia menaklukkan Pepe Reina.

Fiorentina menyia-nyiakan kesempatan kedua, ketika Valero memilih untuk mengoper ke belakang kepada Joaquin, yang berada dalam posisi menembak.

Alberto Aquilani melakukan upaya terakhir menjelang turun minum, setelah melepaskan tendangan voli yang melewati dari tendangan bebas untuk melampaui Reina, namun gol itu dinyatakan offside.

Pelatih Fiorentina Vincenzo Montella mengganti Manuel Pasqual Matias Fernandes tidak lama setelah turun minum, sedangkan Rafael Benitez menambah daya ledak serangan setelah turun minum di mana Dries Kertens menggantikan Hamsik.

Martens semestinya bisa mendapat hasil lebih baik dengan gerakan-gerakan Insigne, namun upayanya dapat diblok.

Beberapa saat kemudian Higuain yang kelelahan diganti Goran Pandev dan, setelah Fernandez menguji Reina dengan sepakan yang dapat diteruskan Rossi mengganikan Joaquin.

Pandev semestinya dapat memperbesar keunggulan Napoli beberapa saat kemudian, ketika ia berlari mengejar umpan terobosan namun Neto keluar dari sarangnya dan mampu menggagalkan upaya Napoli.

Fiorentina mendapat suntikan moral saat pertandingan tinggal menyisakan 10 menit, ketika gelandang Gokhan Inler mendapat kartu merah setelah mendapat peringatan kedua untuk pelanggarannya terhadap Ilicic.

Si Ungu semestinya unggul jumlah pemain dengan lima menit sisa pertandingan, namun sepakan Ilicic yang melayang ke atas mistar saat Reina berada di sisi lain lapangan, ketika Reina bergerak mempersempit area gawang.

Fiorentina menggempur gawang Napoli, namun pada masa tambahan waktu Mercedes Benz, untuk mengunci gelar kelima Piala Italia dan yang kedua sejak 2012.

(Uu.H-RF/A016)