Jakarta (ANTARA News) - Dibandingkan dengan turnamen lainnya, persiapan Indonesia menghadapi kejuaraan bulutangkis Piala Thomas yang akan berlangsung di New Delhi India 18-25 Mei mendatang terbilang istimewa.

Sudah lebih dari dua bulan PBSI membuat program khusus untuk menghadapi event itu.

Sejumlah pemain dipanggil ke pemusatan latihan, baik pemain Pelatnas Cipayung maupun non pelatnas.

Setelah melalui serangkaian seleksi, akhirnya PBSI mengumumkan nama-nama pemain yang akan tampil di kejuaraan bulutangkis beregu Piala Thomas.

Mereka adalah untuk nomor tunggal putara Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Simon santoso, dan Ihsan Maulana Mustofa.

Sedangkan untuk sektor ganda ada Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Rian Agung Saputra, Angga Pratama, Berry Anggriawan dan Ricky Karanda Suwardi.

Ke-10 pemain itu terpilih setelah serangkai proses yang dilakukan PBSI yang sebelumnya diikuti puluhan pemain terbaik.

"Banyak pemain yang bagus untuk Piala Thomas ini, tapi kami harus memilih 10 orang saja," kata Manajer tim Piala Thomas Indonesia Christian Hadinata.

Menurut Christian, banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk memilih pemain untuk Piala Thomas, karena dalam turnamen beregu tersebut perlu strategi yang tepat agar dapat memenangi pertandingan.

Meskipun program latihan dan pertandingan sudah rutin dilakukan, baik di Pelatnas mupun non-Pelatnas, namun persiapan khusus untuk Piala Thomas mulai dilakukan dengan menggelar karantina tim di Kudus, Jawa Tengah., selama 10 hari pada 15-25 April 2014.

Sebanyak 44 pemain pilihan mengikuti karantina di GOR Jati Kudus , yang diisi dengan latihan teknik, fisik dan juga simulasi.

Karantina khusus jelang Piala Thomas ini juga didukung oleh tim medis dan psikolog agar pemain bisa siap dalam fisik mapun mental.

PBSI sendiri, seperti dikemukakan ketuanya, Gita Wiryawan, menargetkan Indonesia bisa meraih juara Piala Thomas, sekaligus membawa pulang lambang supremasi bulutangkis itu ke Tanah Air setelah lepas selama 12 tahun.

"Saya yakin tim Piala Thomas, Indonesia bisa meraih hasil maksimal, apalagi kalau dilihat tren belakang ini, prestasi kita terus meningkat," kata saat meninjau para atlet di Kudus baru-baru ini.

Target meraih juara Piala Thomas sebenarnya tidak berlebihan.

Di sektor tunggal putra, pemain Indonesia Tommy Sugiarto merupakan pemain nomor lima dunia. Dengan peringkat tersebut, Tommy diharapkan biasa bersaing melawan pemain-pemain top dunia seperti Lee Chong Wei (Malaysia), Cheng Long (China), Jan Jorgensen (Denmark) dan Kenichi |Tago (Jepang).

Tommy sempat dikhawatirkan tidak bisa masuk tim Thomas karena cedera kaki. Namun kini sudah pulih dan bisa mengikuti karantina hingga simulasi pertandingan di Solo.

Selain didukung oleh pemain peringkat 19 dunia, Dyonisius Hayom Rumbaka, Indonesia juga akan banyak berharap dari Simon Santoso yang baru-baru ini berhasil meraih juara Singapura Terbuka setelah di final mengalahkan pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei.

Meskipun dalam peringkat dunia Simon masih di urutan 34, namun dengan tren performanya yang belakang ini terus menanjak, ia diharapkan bisa memberi angka penting bagi tim Indonesia.

Sementara itu di sektor ganda, peluang Indonesia untuk meraih poin lebih besar, karena setidaknya ada pasangan nomor satu dunia Hendra Setiawan/Moh Ahsan yang baru-baru ini menjadi juara All England 2014.

Untuk sektor ganda, susunan pemain yang diumumkan PBSI cukup mengejutkan, karena pasangan nomor delapan dunia Markis Kido/Markus Fernaldi justru tergusur oleh pasangan muda Berry Angriawan/Ricky Karanda.


Supremasi bulutangkis

Turnamen bulutangkis beregu tertua dunia ini memang selalu menjadi perhatian penting bagi negara-negara peserta, termasuk Indonesia.

Jika juara, tim Piala Thomas Indonesia akan disambut masyarakat bagai pahlawan. Namun jika gagal, maka kekecewaan dan kecaman paling pedas pun langsung ditujukan saat mereka turun dari pesawat.

Sejarah perjalanan bulutangkis Indonesia tidak lepas dengan partisipasi di Piala Thomas, yang seringkali disebut sebagai lambang supremasi tertinggi suatu negara di cabang bulutangkis.

Indonesia sudah 13 kali menjadi juara Piala Thomas. Dalam Turnamen bulutangkis beregu tertua di dunia ini, Indonesia sudah 13 kali meraih juara, atau sebagai negara yang paling sering menjadi juara sejak turnamen itu dimulai tahun 1948.

Namun sejak 2002, Indonesia tidak pernah lagi jadi juara. Supremasi itu diambil oleh China yang telah lima kali berturut turut menjadi juara sejak 2004.

Bahkan pada Piala Thomas 2012, prestasi Indonesia sempat terpuruk karena untuk pertama kalinya tersisih di babak perempat final.

Kini dengan formasi pemain yang relatif lebih bagus dibanding dua tahun lalu, PBSI berani menargetkan Hendra Setiawan dan kawan-kawan menjadi juara.

Menanggapi target tersebut, mantan pebulutangkis nomor satu dunia Taufik Hidayat mengatakan bahwa peluangIndonesia untuk menjadi juara terbuka lebar, namun tim Tiongkok pun diperkirakan masih sulit dikalahkan.

"Peluang Indonesia dan China sebenarnya 50:50, tinggal bagaimana tim pelatih menyiapkan strategi saja. Harus diingat, Piala Thomas ini sifatnya beregu jadi peluang demikian terbuka lebar, berbeda dengan negara lain, semisal Malaysia yang hanya memiliki Lee Chong Wei," kata Taufik ketka menghadiri pertandingan eksibisi di Palembang baru-baru ini.

Pada Piala Thomas 2014 yang diikut 16 negara, Indonesia menjadi unggulan pertama dan satu grup dengan Thailand, Singapura dan Nigeria di grup A.

Peserta lainnya adalah grup B : Jepang, Denmark, Hong Kong, Inggris. Grup C : Malaysia, Korea, Jerman, India. Grup D : Tiongkok, Taiwan, Rusia, Prancis

Beban sejarah dan harapan yang begitu besar dari masyarakat Indonsia agar Piala Thomas dapat kembali ke Tanah Air, bisa jadi berdampak buruk bagi penampilan atlet.

Oleh sebab itulah ketua PBSI Gita Wiryawan saat mengunjungi para atlet di Kudus menyampaikan nasehat yang menyejukkan: ".. kita tak boleh lupa untuk introspeksi apa saja kekurangan kita. Apa kekurangan kita. Empat hal yang menjadi pesan saya yaitu fokus, konsentrasi, sabar, dan jangan lupa untuk have fun juga. Kemenangan Anda sangat berarti besar, bukan hanya untuk diri Anda, tapi juga untuk bangsa," kata mantan Menteri Perdagangan itu.