Lebak (ANTARA News) - Warga Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berdatangan ke Kota Rangkasbitung untuk menggelar ritual Seba di Pendopo Kabupaten Lebak, Jumat.

Mereka mulai datang sejak pukul 14.30 WIB. Mereka datang secara berkelompok.

Warga Baduy menggelar ritual Seba untuk mengungkap syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang mereka terima selama satu tahun dan menjalin silaturahmi dengan pemimpin daerah.

Dalam ritual itu, mereka antara lain menyerahkan hasil Bumi seperti beras ketan, pisang, gula aren, petai, dan buah-buahan kepada Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya sebagai kepala pemerintah daerah.

Pimpinan Adat Tetua Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Dainah mengatakan tahun ini warga menggelar ritual Seba Gede.

"Kami setiap tahun wajib menjalin silaturahmi dengan Bapak Gede (Bupati) juga pejabat lainnya dengan acara ritual Seba," ujarnya.

Ritual Seba Gede tahun ini dihadiri sekitar 1.650 orang yang terdiri atas warga Baduy Penamping yang berpakaian serba hitam dan Baduy Dalam yang berpakaian serba putih.

Warga Baduy Dalam diperkirakan tiba di Rangkasbitung sekitar pukul 17.00 WIB karena mereka berjalan kaki sepanjang 36 kilometer untuk mencapai lokasi ritual.

Masyarakat Baduy Dalam yang tinggal di Kampung Cibeo-Cikeusik dan Cikawartana hingga kini berpergian ke mana pun dengan jalan kaki karena adat melarang mereka menggunakan kendaraan.

Seba dilakukan turun-temurun sebagai bentuk kesetiaan terhadap kepala pemerintahan. "Selain itu, juga menyampaikan pesan kepada Bupati Lebak sebagai kepala pemerintah daerah," kata Jaro.

Ritual itu dilakukan setelah warga Baduy menjalankan tradisi Kawalu, puasa selama tiga bulan dan menutup diri dari warga luar.

Kepala Bagian Umum Sekertariat Daerah Kabupaten Lebak Ahmad Agianto Tahir mengatakan pemerintah daerah mendukung warga Baduy menjalankan tradisi ritual mereka.

"Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada warga Baduy yang menggelar perayaan Seba itu," katanya.