Jakarta (ANTARA News) - Angkatan Laut Bangladesh mengaktifkan kembali upaya pencarian pesawat hilang Malaysia Airlines MH370 di Teluk Benggala setelah sebuah perusahaan Australia mengaku menjejak bangkai pesawat di teluk ini.
"(Kapal perang) BNS Bangabandhu dan BNS Anusandhan mulai menyisiri laut sejak Selasa malam," kata komandan Angkatan Laut Bangladesh Rashid Ali kepada laman berita online Bangladesh bdnews24.com.
Perusahaan survei geofisika GeoResonance Senin lalu mengaku menjejak bangkai pesawat di Teluk Benggala dan meminta ini mesti diinvestigasi karena mungkin merupakan pesawat Malaysia yang hilang itu.
Namun Pusat Koordinasi Gabungan (JACC) yang mengoordinasi pencarian multinasional MH370 menepisnya karena yakin MH370 jatuh di selatan Samudera Hindia.
Pejabat GeoResonance David Pope mengatakan perusahaannya memiliki teknologi yang aslinya dirancang untuk mencari kepala nuklir dan kapal selam.
Kapal ini telah menyurvei wilayah seluas 2 juta km persegi dengan memanfaatkan citra satelit dan pesawat, sementara para ilmuwan mereka memusatkan upaya pencarian ke koridor utara dengan menggunakan 20 teknologi penganalisis data.
Pope sangat yakin puing-puing di dalam laut yang dijejak perusahaannya adalah bangkai sebuah pesawat komersial.
Seorang pejabat lain dari perusahaan survei geofisika itu, Pavel Kursa, mengakua mereka telah mengidentifikasi ada unsur-unsur kimia dan materi-materi seperti aluminium, titanium, tembaga dan logam besi yang diyakini bagian dari sebuah Boeing 777.
Tim mereka telah mengirimkan laporan pendahuluan kepada pihak berwenang ketika baterai kotak hitam masih hidup menjelang dua pekan habis beroperasi.
Mereka mengaku telah memerifikasi temuan itu dengan menganalisis citra-citra dari wilayah yang sama pada 5 Maret atau tiga hari sebelum MH370 hilang.
"Puing itu tidak berada di sana sebelum hilangnya MH370," kata David Pope.
Bangladesh kirim kapal ke Teluk Benggala cari MH370
1 Mei 2014 15:55 WIB
Alur penerbangan MH370 yang ditangkap oleh radar militer Malaysia dan berakhir di Teluk Benggala (Malaysia Insider)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: