"Kehadiran Sri Paus memberikan citra bahwa Jakarta itu aman, kemudian ternyata kehidupan bertoleransi antaragama di kita, dan itu bisa dilihat langsung oleh beliau. Karena yang menyambut dengan antusias tidak hanya umat Katolik, tapi juga umat agama lain, dan saya pikir ini sesuatu yang harus kita jaga," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam acara Weekly Press Brief with Sandi Uno (WBSU), di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta Sutrisno Iwantono menyampaikan dalam kunjungan tersebut hampir seluruh hotel di DKI Jakarta terisi, mengingat kehadiran Paus Fransiskus mengundang umat Katolik di seluruh wilayah tanah air datang untuk mengikuti Misa Akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Dia mencatat, perhelatan tersebut telah meningkatkan tingkat keterisian hotel (occupancy rate) sebesar 20-25 persen dibandingkan hari biasa.
"Rata-rata peningkatan dibandingkan biasa itu bisa naik sekitar 20-25 persen. Tapi tentu ada yang lebih, ada yang kurang, Ini tergantung dari lokasinya," kata dia pula.
Pihaknya berharap, perhelatan besar seperti itu dilaksanakan secara periodik, sehingga distribusi pemajuan kepariwisataan dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga: Banser: Kunjungan Paus Fransiskus bukti toleransi antar umat beragama
Baca juga: Media berhasil bingkai Indonesia damai dalam kunjungan Paus Fransiskus