"Memang di wilayah ini sering banjir, tapi hanya sepintas saja. Setelah hujan turun, mungkin sekitar lima menit sudah normal kembali. Tidak pernah terjadi banjir seperti ini," kata salah satu warga Bambang Kuncoro di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin.
Baca juga: Pelajar SMA angkat 0,8 ton sampah dari Sungai Ciliwung
Menurut dia, tidak hanya rumah warga RT 13 yang terdampak banjir akibat penutupan saluran air tersebut, melainkan warga di RT 04 juga terdampak.
Baca juga: Jakpus tuntaskan pengurasan saluran di Petojo Utara
"Birokrasi sudah semua kita jalani, tapi tak ada tanggapan sama sekali. Kita hanya dapat harapan palsu, katanya mau di sedot, tapi tidak ada," tuturnya.
Warga lainnya berinisial H menyebutkan bahwa penutupan saluran air yang berlangsung sejak 27 Agustus 2024 itu menyebabkan luapan air berbau tidak sedap.
Baca juga: Jaktim bentuk 24 Kampung Siaga Bencana di daerah rawan banjir
"Airnya sudah tidak bisa dipakai dan sudah banyak warga yang gatal-gatal. Airnya bau sekali," ucapnya.
Dia pun menyesalkan adanya penutupan saluran drainase secara sepihak oleh pemilik tahan. Padahal, saluran air itu sudah ada sejak tahun 1980-an, sedangkan yang membeli lahan baru tahun 1998.
"Jadi baru sekarang ditutup (saluran air). (Diklaim sama pemilik tanah sehingga aliran saluran ditutup) Iya betul. Jadi kalau masuk ke lokasi, kita dilaporkan ke polisi. Padahal penyebab genangan di rumah warga ini karena saluran airnya ditutup paksa sama yang punya tanah," katanya.
Hingga kini, warga berharap adanya penyelesaian masalah saluran air dari Pemkot Jakarta Timur melalui Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur.