Kapasitas pembangkit listrik 2018 ditargetkan 77.748 MW
30 April 2014 16:03 WIB
Petugas memantau gardu induk tegangan ekstra tinggi PLN di Area Pengaturan Beban DKI Jakarta dan Banten, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (29/4). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik pada 2018 menjadi 77.748 MW atau meningkat 58 persen (28.658 MW) dibanding posisi akhir 2013 sebesar 49.090 MW.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman di Jakarta, Rabu, mengatakan kapasitas terpasang pembangkit sampai Maret 2014 tercatat 49.630 MW.
"Atau, meningkat sebesar 540 MW dibandingkan akhir 2013. Pada 2018 diproyeksikan kapasitas pembangkit menjadi 77.748 MW," ujarnya.
Menurut dia, pada 2014, kapasitas terpasang pembangkit ditargetkan meningkat menjadi 52.876 MW, lalu 2015 sebesar 55.714 MW, 2016 menjadi 61.121 MW, dan 2018 sebesar 77.748 MW.
Sementara pada akhir 2013, konsumsi listrik tercatat 188 tera Watt hour (TWh) dan pada 2014 diproyeksikan menjadi 208 TWh.
Selanjutnya, pada 2015 diperkirakan konsumsi listrik naik menjadi 226 TWh, 2016 246 TWh, 2017 266 TWh, dan 2018 menjadi 287 TWh.
Jarman mengatakan, dari kapasitas 49.090 MW pada 2013, porsi PLN adalah 35.236 MW dan di luar PLN 13.854 MW. Sementara di 2018, porsi PLN diperkirakan 46.179 MW dan non-PLN 31.569 MW.
Menurut dia, pada 2018, tambahan kapasitas pembangkit yang dibutuhkan mencapai 10.627 MW.
Namun, dari kebutuhan itu, tambahan pembangkit yang sudah bisa dipastikan berasal dari PLN 1.234 MW dan IPP 6.838 MW. Sedangkan, sisanya sebesar 2.555 MW atau 24 persennya belum ditetapkan pengembang maupun sumber pendanaannya.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman di Jakarta, Rabu, mengatakan kapasitas terpasang pembangkit sampai Maret 2014 tercatat 49.630 MW.
"Atau, meningkat sebesar 540 MW dibandingkan akhir 2013. Pada 2018 diproyeksikan kapasitas pembangkit menjadi 77.748 MW," ujarnya.
Menurut dia, pada 2014, kapasitas terpasang pembangkit ditargetkan meningkat menjadi 52.876 MW, lalu 2015 sebesar 55.714 MW, 2016 menjadi 61.121 MW, dan 2018 sebesar 77.748 MW.
Sementara pada akhir 2013, konsumsi listrik tercatat 188 tera Watt hour (TWh) dan pada 2014 diproyeksikan menjadi 208 TWh.
Selanjutnya, pada 2015 diperkirakan konsumsi listrik naik menjadi 226 TWh, 2016 246 TWh, 2017 266 TWh, dan 2018 menjadi 287 TWh.
Jarman mengatakan, dari kapasitas 49.090 MW pada 2013, porsi PLN adalah 35.236 MW dan di luar PLN 13.854 MW. Sementara di 2018, porsi PLN diperkirakan 46.179 MW dan non-PLN 31.569 MW.
Menurut dia, pada 2018, tambahan kapasitas pembangkit yang dibutuhkan mencapai 10.627 MW.
Namun, dari kebutuhan itu, tambahan pembangkit yang sudah bisa dipastikan berasal dari PLN 1.234 MW dan IPP 6.838 MW. Sedangkan, sisanya sebesar 2.555 MW atau 24 persennya belum ditetapkan pengembang maupun sumber pendanaannya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: