Lhasa (ANTARA) - Daerah Otonom Xizang, China barat daya, Sabtu (7/9,) meresmikan sebuah institut penelitian untuk mempelajari "Four Treatises of Tibetan Medicine" (Empat Risalah Pengobatan Tibet) yang berlokasi di University of Tibetan Medicine.
Ditulis antara abad ke-8 dan ke-12, "Empat Risalah Pengobatan Tibet" merupakan buku dasar yang paling berpengaruh dalam pengobatan Tibet. Buku itu secara komprehensif mencerminkan alur sejarah perkembangan pengobatan Tibet dan memainkan peran penting dalam pengembangan bidang itu di seluruh Dataran Tinggi Qinghai-Xizang serta kawasan trans-Himalaya dan Mongolia.
Buku tersebut telah dimasukkan ke dalam daftar warisan dokumen kearsipan China dan Daftar Memori Dunia Internasional UNESCO, menjadikannya sebagai salah satu harta karun budaya tradisional China.
Buku "Empat Risalah Pengobatan Tibet" merupakan tingkatan tertinggi dalam pengobatan Tibet. Pendirian institut tersebut bertujuan untuk mengadakan penelitian ilmiah lebih jauh terhadap teori dan menerapkannya dalam praktik klinis sehingga bisa memperbaiki khasiat pengobatan Tibet, kata Presiden University of Tibetan Medicine Migmar.
Sebagai satu-satunya universitas di China yang didirikan secara khusus untuk pengobatan Tibet, University of Tibetan Medicine memiliki lebih dari 2.600 mahasiswa di kampusnya, dengan "Empat Risalah Pengobatan Tibet" sebagai buku pengajaran klasik utamanya. Sejauh ini, universitas tersebut telah melatih lebih dari 8.000 tenaga profesional bidang pengobatan Tibet.
Institut tersebut berencana mengundang empat ahli dalam dan luar negeri untuk mengadakan penelitian mendalam reguler dan tinjauan sistematis "Empat Risalah Pengobatan Tibet". Temuan berbasis riset diharapkan bisa dipublikasikan, menurut perguruan tinggi tersebut.
Pusat penelitian pengobatan klasik Tibet didirikan di Xizang
9 September 2024 11:38 WIB
Delegasi meluncurkan institut studi pengobatan klasik Tibet "Empat Risalah Pengobatan Tibet" di Lhasa, Daerah Otonom Xizang, China barat daya, pada 7 September 2024. (ANTARA/Xinhua/Tenzing Nima Qadhup)
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: