Jakarta (ANTARA News) - Koalisi yang dilakukan Partai Golkar dan Gerindra tidak didasarkan pada tawar menawar atau share jabatan.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, koalisi yang dibentuk dengan Gerindra adalah koalisi produktif untuk kepentingan bangsa dan negara dan sesuai dengan tuntutan sistem presidensil.

Tuntutan koalisi harus dijamin produktif untuk kepentingan rakyat. "Bukan masalah tawaran-tawaran. Tapi itulah pada kompetensi kemampuan masing-masing. Biarlah berdua (ARB dan Prabowo) nanti akan membahas seperti apa," kata Idrus di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa.

Ia juga membantah, koalisi besar dan produktif itu adalah untuk mengalahkan bakal capres lain, Joko Widodo.

"Enggak. Kita jangan pernah mengatakan mau kalah atau tidak. Sekarang ini bagaimana kebersamaan ini kita bangun dan bersama-sama mengelola bangsa ini. Jadi kita selalu melihat seakan-akan musuhan. Saya kira bukan itu paradigma Golkar," sebut Idrus.

Oleh karenanya, ending dari koalisi antara Golkar dan Gerindra akan ditentukan oleh dinamika kedepan, bukan sekarang. "Kita akan tentukan dalam dinamika kedepan. Dinamika kedepan dibatasi oleh jadwal KPU tanggal 18 Juni, saat pendaftaran bakal capres dan cawapres," kata Idrus.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto. Keduanya merupakan bakal capres dari masing-masing partai. (*)