Komunitas Muslim AS mampu raih simpati warga
29 April 2014 19:44 WIB
ilustrasi Warga Muslim asal Timur Tengah mengikuti pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1434 H di Jamaica Muslim Center, New York, Kamis (8/8). Shalat itu dipimpin imam asal Indonesia, Syamsi Ali yang dihadiri Walikota New York Michael Bloomberg. (ANTARA FOTO/Tia Mutiasari)
Yogyakarta(ANTARA News) - Komunitas Muslim Amerika Serikat dapat menepis stigma negatif terhadap mereka dan mampu meraih simpati dari kebanyakan warga negara tersebut.
"Komunitas kami terus tumbuh dan semakin terintegrasi dengan masyarakat Amerika Serikat (AS)," kata anggota Komunitas Muslim AS, Jaye Starr di Yogyakarta, Selasa.
Pada kuliah umum di depan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), ia mengatakan selama ini muncul anggapan bahwa Muslim di AS cenderung dibenci dan diperlakukan secara diskriminatif.
"Namun, faktanya itu hanya dialami sebagian kecil Muslim, sedangkan komunitas kami terus tumbuh dan semakin terintegrasi dengan masyarakat AS," katanya.
Menurut dia, saat ini terdapat sekitar 6-7 juta warga Muslim yang hidup di AS dengan jumlah masjid sebanyak 2.100 buah yang tersebar di seluruh AS.
"Bahkan di Kota Chicago dan California terdapat Islamic Center yang memberikan pendidikan Islam kepada para muallaf," katanya.
Ia mengatakan salah satu permasalahan yang mereka hadapi adalah besarnya keingintahuan warga AS terhadap Islam yang sebenarnya.
"Pascaperistiwa 11 September 2001, banyak warga AS yang bertanya-tanya apakah benar ada agama yang melegalkan pembunuhan dan penghancuran seperti itu," katanya.
Menurut dia, mereka antusias ingin mengtahui tentang Islam. Namun, sumber yang ada sangat terbatas, dan kalau pun ada isinya cenderung malah memojokkan Islam.
Komunitas Muslim AS akhirnya menyadari pentingnya menyebarluaskan pengetahuan tentang wajah Islam yang benar kepada para tetangga yang notabene non-Muslim.
Komunitas Muslim AS kemudian mulai aktif menjalin keterbukaan dan membina hubungan yang lebih erat dengan komunitas keagamaan lain di AS.
"Hal itu sangat penting karena di luar, juga ada kelompok yang terus berupaya menyuburkan benih-benih Islamophobia di tengah warga AS," katanya.(*)
"Komunitas kami terus tumbuh dan semakin terintegrasi dengan masyarakat Amerika Serikat (AS)," kata anggota Komunitas Muslim AS, Jaye Starr di Yogyakarta, Selasa.
Pada kuliah umum di depan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII), ia mengatakan selama ini muncul anggapan bahwa Muslim di AS cenderung dibenci dan diperlakukan secara diskriminatif.
"Namun, faktanya itu hanya dialami sebagian kecil Muslim, sedangkan komunitas kami terus tumbuh dan semakin terintegrasi dengan masyarakat AS," katanya.
Menurut dia, saat ini terdapat sekitar 6-7 juta warga Muslim yang hidup di AS dengan jumlah masjid sebanyak 2.100 buah yang tersebar di seluruh AS.
"Bahkan di Kota Chicago dan California terdapat Islamic Center yang memberikan pendidikan Islam kepada para muallaf," katanya.
Ia mengatakan salah satu permasalahan yang mereka hadapi adalah besarnya keingintahuan warga AS terhadap Islam yang sebenarnya.
"Pascaperistiwa 11 September 2001, banyak warga AS yang bertanya-tanya apakah benar ada agama yang melegalkan pembunuhan dan penghancuran seperti itu," katanya.
Menurut dia, mereka antusias ingin mengtahui tentang Islam. Namun, sumber yang ada sangat terbatas, dan kalau pun ada isinya cenderung malah memojokkan Islam.
Komunitas Muslim AS akhirnya menyadari pentingnya menyebarluaskan pengetahuan tentang wajah Islam yang benar kepada para tetangga yang notabene non-Muslim.
Komunitas Muslim AS kemudian mulai aktif menjalin keterbukaan dan membina hubungan yang lebih erat dengan komunitas keagamaan lain di AS.
"Hal itu sangat penting karena di luar, juga ada kelompok yang terus berupaya menyuburkan benih-benih Islamophobia di tengah warga AS," katanya.(*)
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: